
RS Sultan Suriansyah Menuju Pelayanan Prima
PERLAHAN dan pasti, pembangunan Rumah sakit Sultan Suriansyah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat Banjarmasin akhirnya terwujud.
Empat tahun digenjot, RS yang berdiri di jalan RK Ilir Banjarmasin Selatan ini sudah beroperasipada tanggal 24 September 2019 yang bertepatan dengan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke 493 lalu. RSUD Sultan Sutiansyah merupakan Rumah Sakit yang ada di bawah naungan Pemko Banjarmasin dan telah terakreditasi dengan Tingkat Madya (Bintang 3).
Pada bulan Desember 2019. kemudian bekerjasama dengan BPJS sejak bulan Januari 2020. RSUD Sultan Suriansyah memberikan 12 pelayanan dasar serta 24 pelayanan IGD,” kata Ibnu Sina.
RSUD Sultan Suriansy memiliki komitmen memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, berorientasi pada keselamatan pasien dan lingkungan serta peduli pada masyarakat kelompok khusus yang didukung dengan adanya SDM profesional dam memberikan pelayanan dan dilengkapi dengan peralatan medis yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru yang berbasis informasi teknologi.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan Rumah Sakit kelas nasional yang mengarah pada pelayanan terpadu, multi profesional serta komprehensif.
RSUD Sultan Suriansyah
berkomitmen untuk bekerja dengan standar profesional, menyediakan Tim mutu
spesialis yang berkualitas, dan memerikan pelayanan medis yang terbaik
sehingga dapat terwujud Friendly Abd Careing Hospital menjadi sebuah keunggulan
bagi RSUD Sultan Suriansyah yaitu dengan pemanfaatan teknologi kedokteran
dan peralatan medis terkini. via
Jumlah Wira Usaha Baru Meningkat
PEMBANGUNAN tidak hanya fokus pada pembangunan fisik kota semata, tetapi pembangunan juga bisa dilakukan pada peningatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdampak pada peningkatan ekonomi kemasyarakatan.
Dengan SDM yang berkualitas seperti saat ini maka akan dapat menghadapi pula masa-masa krisis ekonomi global yang menimbulkanbertambahnya jumla pengangguran.
Bersama dengan Wakilnya Hermansyah, Ibnu Sina fokus menggerakkan program Wira Usaha Baru (WUB) ini untuk membantu mengembangkan majunya UMKM dengan adanya pelatihan serta bantuan permodalan hingga pemasaran. “Inginnya menggairahkan lagi ekenomi kemasyarakat kita, dengan ini merangkul UMKM baru bisa membantu mengurangi pengangguran,” katanya.
Berjalan empat tahun sejak kepemimpinan Walikota Banjarmasin H Ibu Sina dan Wakilnya H Hermansyah, program pembinaan Wira Usaha Baru ( WUB) kini sudah mencapai 2.847 Peserta.
Program WUB ini, dijalankan tujuh SKPD Pemko Banjarmasin yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3).
Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina menuturkan, adanya program untuk WUB tersebut diharapkan mamp memperkuat daya tahan ekonomi Banjarmasin ini. Apalagi program dukungan diberikan stimulus agar ekonomi masyarakat semakin membaik.
“Kita ingin usaha WUB juga semakin fokus pada mutu sehingga usaha mereka layak masuk pasar nasional seperti minimarket, atau pamgsa pasar lebih luas,” kata Ibnu, usai memberikan bantuan peralatan produksi bagi WUB di Pendopo DKP3 Banjarmasin.
Ibnu mengatakan tahun ini sebagai dukungan pemerintah daerah, pemko tak hanya melakukan pembinaan WUB namun juga sedang menggarap pangsa pasar khusus produksi para WUB.
“Ini sedang digarap semacam foodcourt UMKM center sebagai wadah bagi UMKM dan tempatnya di rumah produksi sasirangan yang dilauncingkan pada hadjad 494,” katanya.
Ia juga menuturkan, sebanyak 5.800 UMKM terdiri dari WUL (Wira Usaha Lama) dan WUB masuk binaan pemko Banjarmasin. Diantara UMKM tersebut sudah mendapatkan bantuan dari Presiden sekitar Rp2,4 Juta per UMKM.
Sementara dari pemerintah kota untuk membantu
UMKM dalam permodalan, kini sedang dijalankan program Bahuma (Bausaha Tanpa
Bunga) yang dimulai pada September ini. via
Wisata Berbasis Sungai Destinasi Favorit

PADA 24 September 2020 Kota Banjarmasin berusia 494 tahun. Usia mendekati lima abad. Sepanjang usia tersebut, kota yang dulunya pernah menjadi kota bandar dagang atau pintu perekoniman di Kalimantan, kini terus berbenah dalam pembangunan.
TAK meninggalkan kearifan lokal dan tetap mengutamakan kepentingan warganya, Walikota H Ibnu Sina dan Wakilnya H Hermansyah menjadikan sungai sebagai salah satu urat nadi pembangunan kota ini. Dengan mengangkat potensi sungai menjadi daya tarik wisata.
Diantaranya menghidupkan kembali pasar terapung tendean atau pasar terapung menara pandang yang dinikmati warganya dan para wisatawan dari luar daerah. Pasar terapung disini seperti magnet bagi warga kota karena setiap akhir pekan selalu damai oleh pengunjung lokal dan luar daerah untuk menikmati suasana wisata sungai.
Tak cukup itu, di masa pemimpin ini juga diangkat lagi pasar terapung muara kuin yang dulunya sangat populer sebagai ciri khas warga sungai Banjarmasin. Pasar terapung muara kuin ini bisa ditemui pasa sabtu dan minggu pagi.
Singkron dengan pembangunan pariwisata, Pemko juga menggarap pembangunan kawasan pinggiran sungai. Senada dengan aliran sungai yang menjadi urat nadi warganya, maka dua pemimpin ini menata rumah di pinggiran sungai menjadi lebih enak dipandang.
Perumahan yang ada ditepian sungai tak dirobohkan malahan dipercantik dengan memberikan cat dengan wrna seragam. Perumahan dipinggiran sungai itu, disebut kampung hijau dan kampung biru.
Destani wisata lain juga bermunculan, diantaranya yakni Wisata Selanjung Kampung Sungai Biuku yang terletak di kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara. Meski tidak seramai wisata lainnya namun Selanjung Kampung Sungai Biuku ini bisa menjadi alternatif destinasi wisata keluarga yang mengasyikan. Apalagi di wisata ini tidak dipungut bayaran alias gratis.
Selain itu akses menuju ke tempat ini juga tidak terlalu jauh hanya sekitar 4 kilometer dari taman Siring Nol Kilometer Banjarmasin. Objek wisata ini sangat menonjolkan keasrian sungai dan pemukiman warga setempat sebagai penduduk khas budaya Banjarmasin yang berada dibantaran sungai.
Ditambah suasana pemandangan aliran sungai yang bersih dan rimbunnya pepohonan serta jukung rental membuat wisatawan yang datang kesana betah bertahan untuk menghabiskan waktu dan menghilangkan penat.

Secara swadaya masyarakat setempat mendandani objek wisata dengan hias dan mempercantik ornamen kawasan Selanjung Desa Sungai Biuku agar lebih menarik pengunjung. Bahkan objek wisata itu dibuat lebih menarik lagi dengan ditambahkannya Gapura atau pintu gerbang selamat datang yangbaru-baru ini diresmikan oleh H Ibnu Sina.
Kini, Kota Banjarmasin juga memiliki objek wisata berbasis sungai, yakni Kampung Biru yang berada di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin.
Kampung Biru salah satu wisata yang berada di kota Banjarmasin, tepatnya di kelurahan Kampung melayu Kota Banjarmasin, bisa jadi destinasi pilihan wisatawan ketika berkunjung ke kota Banjarmasin.
Wisata yang baru mulai dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini, memiliki pemandangan khas Sungai Martapura dengan nuansa deretan puluhan rumah yang berwarna biru.
Kemudian, juga terdapat wisata Kampung Hijau, Sungai Bilu yang berada di Kecamatan Banjarmasin Timur. Pemerintah Kota Banjarmasin berhasil menyulap Kampung Wisata Hijau di Sungai Bilu menjadi pusat jajajan.
Keberhasilan peningkatkan kawasan wisata di Sungai Bilu ini ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan di setiap Minggu pagi, baik berasal dari dalam kota maupun masyarakat yang berasal dari berbagai daerah, harga kuliner yang dijual disana bahkan terbilang sangat terjangkau. karenanya objek wisata tersebut banyak mendapatkan kunjungan. via
Impian Warga Pulau Bromo Akhirnya Terwujud

PEMBANGUNAN fisik yang menjadi prioritas lima tahun memimpin yakni membangunkan sarana transportasi yang nyaman bagi warga pinggiran.
Warga Pulau Bromo kini menjadi fokus utama pembangunan dimana tengah dibangun jembatan penghubung antara pulau Bromo dan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Membangunkan sebuah jembatan dengan panjang bentang 100 meter dan lebar 2,5 meter angat ideal untuk membuka isolasi warga di pulau bromo yang selama ini mengandalkan penyeberangan kapal fery.
Apalagi keinginan memiliki jalur transportasi darat menuju kota Banjarmasin tersebut sudah diimpikan warganya selama 15 tahun. Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina memprioritaskan pembangunan jembatan tersebut agar tuntas dalam tahun 2020 ini.
Saat pemancangan tiang pertama jembatan, Ibnu Sina mengungkapkan pembangunan jembatan Pulau Bromo adalah untuk mewujudkan aspirasi warga setempat. Menurut Ibnu, dalam proses pembangunan dari rencana dan sosialisasi mendapatkan dukungan penuh warga setempat.
“Ini adalah mimpi puluhan tahun dari warga yang terwujud. Sekitar 1.500 kepala keluarga KK yang ada di sebelah sana, termasuk juga yang ada di Mantuil dengan adanya jembatan ini aktivitas sehari-hari mereka tidak terganggu lagi dengan pasang surut air sungai,” ujarnya.
Penggarapan pembangunan jembatan tersebut sangat serius dilakukan Pemko Banjarmasin. Segala aspek selalu diperhitungkan dengan matang bersama pihak konsultan perencana dan kontraktor pelaksana, termasuk masalah kemungkinan adanya pergeseran kontruksi mengingat Kota Banjarmasin merupakan kawasan rawa.
Ia berharap, dengan dilaksanakannya pembangunan jembatan tersebut, selain akan memperlancar akses transportasi darat masyarakat yang berimbas pada peningkatan perekonomian warga, juga bisa menjadi ladang amal jariyah semua pihak yang terlibat dalam pembangunannya.
“Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah bagi kita semua, dan mudah-mudahan akan kita wariskan kepada generasi berikutnya,” ucapnya.
Selain melaksanakan pembangunan jembatan di kawasan Pulau Bromo, tahun ini Pemko Banjarmasin juga melaksanakan pembangunan akses penghubung jalan di beberapa tempat di kawasan Kecamatan Banjarmasin Selatan dan di Kecamatan Banjarmasin Utara, diantaranya di Jalan Gerilya (Jembatan Kelayan 4) dan Jembatan HKSN di kawasan Kuin Cerucuk, Kecamatan Banjarmasin Utara. via
Ibnu Sina dan Hermansyah Berhasil Wujudkan Kota Baiman

DIBAWAH kepemimpinan Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina dan Wakil Walikota H Hermansyah yang dimulai pada 17 Februari 2016 lalu, dua pemimpin ini langsung bergerak merealisasikan visi misi pembangunan mereka yakni mewujudkan kota Banjarmasin yang Barasih dan Nyaman (Baiman).
Sejak itu hingga kini lebih dari empat tahun telah bersama – sama bahu membahu membangun ibukota Kalimantan Selatan tersebut agar menjadi kota sungai yang terindah.
Upaya mereka pun kini sudah terlihat perubahan dalam pembangunan, terutama pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan kesehatan hingga pada kebiasaan masyarakat terhadap lingkungan. Tidak hanya itu,berbagai inovasi-inovasi juga berhasil diluncurkan hingga menghasilkan banyak menuai penghargaan.
Salah satunya inovasi yang sangat populer dan kini banyak dicontoh daerah yakni inovasinya diet kantong plastik yang memberikan perubahan terhadap pola pikir warganya terhadap lingkungan.
Semula inovasi ini menuai banyak pro dan kontra namun setahun berjalan inovasi yang diperkuat lagi dengan perwali nomor 18 tahun 2016 tentang ‘Larangan menggunakan kantong plastik bagi Ritel dan Toko Modern’ tersebut mengangkat nama kota Banjarmasin dikenal di dunia.
Bahkan Ibnu Sina mendapatkan kehormatan untuk menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Civic Engagement 4.0 International di Jateng karena hanya Banjarmasin yang berhasil menerapkan inovasi diet plastik tersebut.
“Banjarmasin memberanikan ini untuk mengambil langkah maju untuk melarang penggunaan kantong plastik dan itu tidak hanya semua kota di Indonesia tapi kota dunia mengakui, artinya keberhasilan ini berkat dukungan warganya dan kerja sama antara propinsi pusat dan Kementrian mengangkat nama kota Banjarmasin,” ungkap Ibnu Sina.
Selanjutnya, sarana dan prasarana atau infrastruktur dapat dikatakan pada kota yang berjuluk seribu sungai ini sudah tidak ada lagi jalan berlubang baik itu ditengah kota dan lingkungan perumahan.
Kemudian perbaikan jembatan dan titian yang akhirnya memberikan kenyaman bagi warganya. Tak hanya itu, pembangunan trotoar serta perkantoran hingga sekolah – sekolah yang ramah difabel.
“Dalam empat tahun ini, fokus juga dengan sarana dan prasarana, pembangunan akan tuntas tahun ini untuk jalan A. Yani, penyesuaian trotoar dengan building road untuk ramah difabel,” katanya.via