
MARTAPURA – Sehari pasca-pelaksanaan pengajian rutin 5 Rajab di Sekumpul Martapura, arus lalulintas di Kota Martapura sangat macet, Senin (29/12) pagi. Seperti diketahui, puncak momen 5 Rajab tersebut terjadi pada Minggu (28/12) malam.
Jemaah yang memutuskan pulang ke daerahnya masing-masing, sangat terbantukan arahan polisi lalulintas dan para relawan, agar tidak terjebak ke jalan yang arus lalulintasnya semakin macet.
Pantauan Mata Banua, arus lalulintas di pusat Kota Banjarbaru padat merayap. Bagi pengendara motor dan mobil yang cukup mengetahui jalan-jalan di Kota Banjarbaru, lebih menghindari Jalan A Yani untuk menuju Kota Banjarmasin dan Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Mereka lebih memilih Jalan Panglima Batur, Karang Anyar I, menuju Jalan Gubernur Syarkawi atau Lingkar Utara.
Kemacaten di Kota Martapura mulai terasa setelah melewati Jembatan Sungai Paring menuju Hulu Sungai.
Untuk menghindari kemacetan, para pengendara yang terlanjur memasuki kawasan Simpang Empat Sekumpul atau Pos Polisi Sekumpul, memutuskan melewati Jalan Veteran atau Sungai Sipai.
Namun, kondisi di daerah ini juga macet parah. Bahkan, genangan air yang cukup tinggi di jalan yang menghubungkan Kota Banjarbaru dan Martapura itu, menyebabkan banyak sepeda motor yang mogok.
“Begitu melihat banyaknya sepeda motor yang mogok, saya memutuskan balik arah menuju Pos Polisi Sekumpul menuju Banjarbaru lewat Jalan A Yani,” ujar ibu Ifah, warga Banjarmasin.
Meskipun kemacetan arus lalulintas menuju Jembatan Sungai Paring sangat parah, lebih baik dibanding terjebak di Jalan Sungai Sipai yang digenangi air.
“Kalau saya memaksakan melewati Jalan Sungai Sipai, sangat berisiko sepeda motor saya mogok, karena mesin terendam air,” katanya.
Lain lagi dengan Fauzi. Warga asal Ampah Kalimantan Tengah ini memutuskan menginap di Martapura satu malam lagi.
“Kalau dipaksakan pulang hari ini, sepertinya terjebak kemacetan di daerah Kabupaten Tapin dan Kandangan,” ujarnya.
Begitu pula jika melewati Jalan Palangka Raya, jaraknya lebih jauh dan arus lalulintasnya pun padat.
“Melihat pengalaman tahun lalu, lebih baik saya bertahan di Martapura atau Banjarbaru. Besok atau lusa baru pulang ke Ampah,” ucapnya. dio

