Mata Banua Online
Senin, Desember 29, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Satu Menit Jadi Satu Jam: Fenomena Scroll TikTok dan Cara Mengatasinya

by Mata Banua
28 Desember 2025
in Opini
0
G:\2025\Desember 2025\29 Desember 2025\8\MASTER OPINI.jpg
Ilustrasi (foto:mb/web)

Oleh:Aldo Wijaya (Program Studi MatematikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat)

Tak terasacuma ingin buka TikTok mungkin satu menit saja, sekadar lihat satu atau dua video sebelum lanjut belajar atau kerja. Tapi disadari, jempol terus bergerak dan video terus berganti sehingga tahu-tahu satu jam hilang begitu saja.Coba bayangkan, niat kecil untuk “cek sebentar” bisa berubah jadi perjalanan panjang yang tidak pernah direncanakan. Fenomena ini bukan cuma terjadi pada satu atau beberapa orang, tetapi juga jutaan orang lain terutama di kalangan Generasi Z.TikTok memang dirancang dengan konten singkat, cepat, dan sangat personal seolah benar-benar tahu apa disukai banyak orang. Setiap geseran layar menghadirkan video baru yang lebih menarik dari sebelumnya sehingga membuat otak terus penasaran dan ingin menggeser video terus-menerus.

Berita Lainnya

G:\2025\Desember 2025\29 Desember 2025\8\zakif muhammad.jpg

Refleksi Hari Ibu Dalam Kehidupan Anak Anaknya

28 Desember 2025
G:\2025\Desember 2025\24 Desember 2025\8\Opini Rabu\Wira Dika Orizha Piliang.jpg

Pelanggaran HAM dalam Duka Sumatera

23 Desember 2025

Fenomena ini semakin terasa di Indonesia karena Indonesia resmi menyandang predikat sebagai negara pengguna TikTok terbanyak di dunia pada tahun 2025. Berdasarkan laporan terbaru dari We Are Social dan Meltwater, jumlah pengguna TikTok di Tanah Air mencapai 194,37 juta orang per Juli 2025. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi teratas secara global, melampaui Amerika Serikat dan Brasil. Dengan jumlah pengguna sebesar itu, tidak heran jika aktivitas scroll TikTok sudah menjadi kebiasaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Terutama Generasi Z yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan perangkat digital.

Di balik keseruannya, kebiasaan ini bisa berdampak pada banyak hal yang sering tidak disadari. TikTok memang menyenangkan, tetapi penggunaan yang tidak terkendali mampu memengaruhi kualitas hidup. Fokus belajar dapat terganggu karena perhatian mudah teralihkan oleh notifikasi atau keinginan untuk “cek sebentar”. Tugas sekolah atau pekerjaan bisa menumpuk ketika seseorang lebih memilih membuka TikTok untuk melepas penat, padahal hanya berniat sebentar tetapi akhirnya berlarut-larut. Waktu istirahat pun berkurang, terutama pada malam hari yang menyebabkan banyak orang akan tidur larut akibat scrolling tanpa henti. Dampak lainnya, beberapa orang mulai merasakan kecemasan apabila tidak membuka TikTok, karena otak sudah terbiasa menerima rangsangan cepat yang membuat konten di luar TikTok terasa kurang menarik.

Namun, bukan berarti TikTok harus dihindari sepenuhnya. Platform ini tetap memiliki banyak sisi positif, seperti hiburan, edukasi, inspirasi, dan peluang kreativitas. Yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengelola waktu dengan bijak agar hiburan tidak berubah menjadi kebiasaan yang merugikan.

Terdapat beberapa cara sederhana namun efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketergantungan terhadap ‘scroll’ ini. Upayakan untuk mengatur batas waktu penggunaan fitur screen time baik di smartphone maupun di aplikasi TikTok. Dengan adanya pembatasan otomatis, kamu bisa mengontrol durasi penggunaan agar tidak berlebihan. Misalnya setelah belajar, setelah menyelesaikan pekerjaan, atau sebelum tidur dalam durasi tertentu. Cara ini dapat mengurangi kebiasaan membuka aplikasi secara impulsif.

Pemilihan terhadap konten tertentu juga dapat berdampak positif. Biasakan menonton konten yang bermanfaat sehingga waktu yang terpakai tetap memberikan nilai positif, baik berupa informasi, belajar keterampilan baru, maupun motivasi.Selain itu, penting untuk menyadari tanda-tanda kalau mulai “kebablasan”. Beberapa tanda tersebut antara lain sulit berhenti meskipun ada tugas penting yang menunggu, merasa gelisah ketika tidak membuka TikTok, atau menggunakan aplikasi itu sebagai pelarian dari tanggung jawab. Beberapa orang bahkan membuka TikTok secara tidak sadar saat sedang melakukan hal lain, misalnya saat belajar, makan, atau beristirahat. Ketika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya berhenti sejenak, tarik napas, dan lakukan aktivitas lain yang lebih menenangkan. Berjalan sebentar, minum air, atau berbicara dengan orang lain dapat membantu mengalihkan perhatian dan mengurangi dorongan untuk terus scroll.

Mengambil jeda digital atau dikenal dengan istilah digital detox juga bisa menjadi solusi. Tidak perlu lama, cukup satu hari tanpa TikTok setiap minggu dapat membantu memulihkan fokus dan memberikan keseimbangan antara dunia digital dan aktivitas nyata. Mengurangi pengunaan ponsel atau menyimpan ponsel jauh dari jangkauan saat belajar atau bekerja, misalnya di laci atau ruangan lain, juga menjadi strategi efektif untuk mengurangi godaan membuka TikTok secara spontan.

Mengatur waktu bukan berarti harus berhenti sepenuhnya. Yang dibutuhkan adalah kesadaranseperti kapan kita boleh menikmati hiburan, dan kapan kita perlu menahan diri. Mulailah dari hal kecilseperti mengatur timer, tentukan jam khusus untuk membuka TikTok, atau cukup jauhkan ponsel saat sedang belajar atau bekerja. Perubahan sederhana ini sering kali lebih besar dampaknya daripada yang kita bayangkan.

Jika suatu saat seseorang merasa sulit untuk berhenti, ingatlah bahwa kehidupan jauh lebih luas daripada layar kecil di tangan. Banyak hal baik yang menunggu untuk dilakukan, banyak mimpi yang ingin dicapai, dan banyak waktu yang bisa diisi dengan hal bermakna. TikTok akan selalu ada, video akan terus bermunculan, tapi kesempatan dan fokus tidak selalu bisa menunggu.Pada akhirnya, keseimbangan adalah kunci. Nikmati TikTok, tetapi jangan biarkan aplikasinya mengambil alih waktu terbaik. Ingatlah: “Ponsel dikendalikan oleh manusia, bukan sebaliknya.”

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper