
JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan data korban tewas akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera per Senin (1/12) petang mencapai 604 orang.
“Jumlah korban yang ditampilkan merupakan data terbaru. Data yang tampil data ter-update,” ujar Abdul Muhari kepada wartawan, Senin.
Berikut ini data korban bencana Sumatera yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), hingga Sumatera Barat (Sumbar) per pukul 17.00 WIB, Senin (1/12):
Adapun rincian korban jiwa di Aceh sebanyak 156 orang, korban hilang 181 dan korban luka 1.800 orang. Kemudian, korban meninggal di Sumbar sebanyak 165 orang, korban hilang 114 jiwa, dan 112 orang terluka. Sementara di Sumut, jumlah korban meninggal 283 orang, 169 orang hilang, dan 613 terluka.
Data BNPB juga menyampaikan sebanyak 3.500 rumah rusak beras, 4.100 rumah rusak sedang, 20.500 rumah rusak ringan. Kemudian, 271 jembatan rusak hingga 282 fasilitas pendidikan rusak.
Sebelumnya Badan SAR Nasional (Basarnas) mengungkap bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh telah mencapai 447 jiwa. Selain itu, terdapat 399 orang dari tiga provinsi terdampak masih dinyatakan hilang.
“Dari jumlah yang daerah terdampak, kami telah mengevakuasi 447 jiwa dalam kondisi meninggal, dan yang terlaporkan masih dalam pencarian 399 jiwa,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii dalam rapat di Komisi V DPR, Senin (1/12), seperti dikutip CNNIndonesia.com.
Syafi’i menyebut selama proses evakuasi, total jumlah korban terdampak akibat banjir, banjir bandang, dan longsor di tiga provinsi itu mencapai 33.620 orang. Dari jumlah tersebut, total korban yang telah dievakuasi sebanyak 33.173.
Namun, Basarnas tak mengungkap tempat pengungsian para korban, karena merupakan wilayah BNPB.
“Untuk jumlah korban selamat yang dievakuasi oleh Badan SAR Nasional dan juga beserta seluruh potensi SAR yang terdata ada 33.173. Untuk disposisi dari tempat-tempat pengungsian, mohon izin tidak kami tampilkan karena itu menjadi ranah dari BNPB,” katanya.
Syafi’i merinci jumlah korban terdampak di tiga provinsi tersebut. Pertama di Aceh, jumlah korban terevakuasi sebanyak 1.146, korban meninggal dunia 102 orang, dalam pencarian 116 orang, dan yang telah dievakuasi 1.044 orang.
Di Sumatera Utara, total jumlah warga terdampak sebanyak 3.029 orang. Dari jumlah itu, 217 orang dinyatakan meninggal dunia, dan dilaporkan 168 dalam pencarian.
Kemudian, di Sumatera Barat, jumlah warga terdampak sebanyak 29.445. Lalu, 128 orang meninggal, dan dilaporkan 115 hilang.
“Untuk kekuatan yang dilibatkan, khusus untuk di Kantor SAR Padang dengan perkuatan yang ada, saat ini satu pesawat helikopter, dan rencananya sekarang dalam perjalanan satu heli akan hadir, posisi terakhir tadi kami monitor ada di Lampung dengan drone, kemudian kapal,” kata Syafi’i.
Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sementara, Presiden Prabowo Subianto meninjau posko bencana banjir dan longsor di Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Senin (1/12).
Mengutip CNNIndonesia.com, Prabowo mengaku sangat prihatin dan berbelasungkawa atas jatuhnya korban jiwa akibat bencana tersebut.
“Saya turut berduka cita dengan keluarga yang kehilangan saya berdoa bapak ibu tegar. Percaya kita semua satu keluarga besar, kita tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban,” ujarnya kepada warga.
Ia memastikan seluruh infrastruktur yang rusak dan terdampak sedang diperbaiki. Prabowo mengatakan pemerintah juga akan membantu perbaikan bagi rumah warga yang rusak akibat banjir dan longsor.
“Semua InsyaAllah kita akan perbaiki semuanya, rumah-rumah yang rusak akan kita bantu,” tuturnya.
Prabowo juga menegaskan bahwa pemerintah bekerja dan berbakti untuk rakyat. Ia menyebut apa yang dilakukan pemerintah dalam mengelola kekayaan negara semata-mata untuk bisa membantu rakyat
“Untuk itu marilah kita saling membantu sama-sama menghadapi masa susah,” jelasnya.
Pada kesempatan itu ia lantas menyinggung pentingnya pengelolaan kekayaan negara agar bermanfaat bagi rakyat. Ia lantas bertanya apakah warga mendukung aksi pemerintah untuk menindak para maling atau koruptor.
“Supaya tidak ada kebocoran tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka enggak kalau saya sikat maling-maling semua itu,” tanya Prabowo.
“Hidup Prabowo!” jawab warga di posko pengungsian. Web


