PARINGIN – Bagi masyarakat Desa Gulinggang, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, purun dan eceng gondok tak lagi sekadar gulma di tepi sungai, melainkan benang-benang harapan untuk merajut kemandirian ekonomi.
Harapan itu kian membuncah setelah sejumlah perajin dari desa tersebut bertolak ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) untuk menjalani studi tiru penuh inspirasi di Galeri Kembang Ilung.
Ketua PKK Desa Gulinggang Arbainah menegaskan, ini merupakan komitmen nyata desa untuk mendorong masyarakat menjadi wirausaha sejati.
“Kami ingin peserta tidak berhenti di pelatihan, tetapi mampu mengembangkan keterampilan menjadi usaha produktif. Galeri Kembang Ilung adalah bukti bahwa kemandirian itu mungkin,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, mengubah gulma menjadi mahakarya Galeri Kembang Ilung bukan nama asing di Kalimantan Selatan. Sentra kerajinan ini dikenal sukses mengangkat kearifan lokal dan mengubah bahan alam yang melimpah, seperti purun dan eceng gondok menjadi produk bernilai jual tinggi.
Di sinilah para perajin Gulinggang melihat secara langsung bagaimana tikar, tas, tempat penyimpanan, hingga aksesori rumah tangga dapat tampil elegan, berkualitas, dan ramah lingkungan.
Dalam suasana yang hangat, pengelola Galeri Kembang Ilung tak segan berbagi pahit manis perjalanan usaha mereka. Sesi diskusi tidak hanya berfokus pada teknik produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, pengeringan, hingga pewarnaan alami, tetapi juga strategi keberlanjutan usaha.
Selain sentuhan tradisional, peserta Gulinggang mendapatkan wawasan penting tentang bagaimana produk mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas, terutama kaum muda.
Pengelola galeri menekankan, kualitas produk harus diimbangi dengan branding yang kuat dan pemanfaatan media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Media digital adalah jembatan tercepat untuk menghubungkan kerajinan tangan tradisional dengan konsumen modern.
Salah satu peserta studi tiru Ayu mengaku semakin optimistis usai melihat secara langsung bagaimana Galeri Kembang Ilung mengelola produk mereka.
“Ini membuat kami semakin yakin purun dan eceng gondok memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan kerja keras dan kreativitas, kami juga bisa seperti mereka,” katanya.
Puncak dari kunjungan ini adalah sesi demonstrasi praktis. Peserta berkesempatan mencoba membuat produk sederhana yang berpotensi tinggi, seperti sedotan purun yang ramah lingkungan dan sandal hotel dari eceng gondok.
Di dukung penuh Adaro Group melalui Balangan Coal, kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan pertama bagi lahirnya wirausaha-wirausaha baru yang inovatif di Desa Gulinggang.
“Dengan semangat gotong royong dan kreativitas yang telah di asah, masyarakat Gulinggang kini siap menjadikan produk berbasis purun dan eceng gondok sebagai identitas ekonomi kreatif daerah yang berkelanjutan,” ucap CSR & Community Relation Department Head Balangan Coal Nico Seniar. wan
