
JAKARTA – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi membahas langsung kebijakan dan strategi angkutan udara bersama maskapai Garuda Indonesia di Garuda Sentra Operasi, Tangerang, Banten.
Dudy mengatakan kebijakan dan strategi tersebut menjadi kunci untuk menjaga kelancaran arus penumpang, menjamin keselamaan penerbangan, serta memastikan masyarakat dapat menikmati layanan transportasi yang aman dan nyaman.
“Momentum Nataru selalu menjadi tantangan dan peluang untuk menunjukkan kesiapan angkutan udara. Maka dari itu, kami menyiapkan kebijakan dan strategi agar seluruh aspek dapat berjalan optimal dan berpiha pada masyarakat,” ujar Dudy dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Dudy menyampaikan sejumlah kebijakan dan strategi yang telah disiapkan, antara lain menjaga serta meningkatkan pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, dan mengantisipasi kondisi darurat melalui kesiapan prosedur operasi standar (SOP), sarana, dan prasarana.
Kebijakan lain yang dbahas mencakup kesiapan sumber daya manusia, koordinasi peralatan antarkementerian dan lembaga, antisipasi cuaca, regulasi keselamatan, serta peningkatan pelayanan penumpang melalui pengawasan oleh seluruh direktorat teknis kepada maskapai. Termasuk juga peningkatan pelayanan teknis penanganan pesawat udara di daat (ground handling), baik sebelum, selama, maupun setelah penerbangan.
“Akan diakukan juga peningkatan kapasitas angkutan udara melalui penambahan jumlah dan kapasitas penerbangan, baik dengan menambah jadwal (extra flight) maupun mengganti pesawat dengan tipe yang lebih besar,” lanjut Dudy.
Selain itu, Dudy menyebut pemerintah akanmelakukan komunikasi yang efektif dan masif kepada pengguna jasa transportasi udara, serta menjaga pertumbuhan permintaan masyarakat dengan memastikan tarif angkutan udara sesuai regulasi.
Untuk memastikan seluruh masyarakat dapat menikmati layanan transportsi udara, pemerintah menurunkan tarif tiket domestik kelas ekonomi pada periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026, dengan periode pembelian mulai 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026.
“Langkah ini kami ambil agar konektivitas antardaeah tetap terjaga dan mobilitas masyarakat berjalan lancar dengan tarif yang lebih terjangkau,” kata Dudy.
Dudy berharap kebijakan dan strategi yang telah disusun untuk menghadapi masa Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dapat diterapkan secara konsisten oleh Garuda Indonesia dan maskapai penerbanga lainnya.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah, maskapai, dan pengelola bandara menjadi faktor penentu agar pelayanan transportasi udara pada masa Nataru berjalan optimal dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. rep/mb06

