
BANJARBARU – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Selatan (Diskop UKM Kalsel) memperkuat koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat melalui peningkatan kapasitas pengurus dan pengelola, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan era digital.
Kepala Diskop UKM Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai mengatakan, koperasi merupakan instrumen penting dalam menggerakkan ekonomi rakyat, mengatasi kemiskinan, dan menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Kini, koperasi di tuntut bertransformasi agar tetap relevan dan berdaya saing pada era digital,” ucapnya saat membuka kegiatan Pelatihan Digitalisasi Koperasi serta Pelatihan Tata Kelola dan Manajemen Koperasi Modern, Selasa (22/10).
Menurutnya, transformasi menuju koperasi modern tidak hanya menyangkut perubahan tampilan luar, tetapi menyeluruh pada tata kelola, sistem keuangan, pelayanan, hingga manajemen usaha berbasis teknologi informasi.
“Kita dorong agar koperasi mampu menjalankan kegiatan dan usahanya dengan cara-cara baru, menerapkan Good Cooperative Governance, serta memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan terhadap anggota,” katanya.
Pelatihan yang berlangsung pada 21 hingga 24 Oktober ini di ikuti 60 peserta yang terdiri atas pengurus dan pengelola koperasi dari berbagai kabupaten dan kota se-Provinsi Kalsel.
Peserta terbagi ke dalam dua kelas, yakni Digitalisasi Koperasi serta Tata Kelola dan Manajemen Koperasi Modern. Para peserta mendapat pembekalan dari sejumlah narasumber, di antaranya pejabat Kementerian Koperasi, akademisi, praktisi bisnis, serta widyaiswara Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Kalsel.
Gusti Yanuar juga menyinggung kebijakan nasional melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang menargetkan 80.000 koperasi baru di seluruh Indonesia.
“Program Koperasi Merah Putih adalah momentum bagi kita di daerah untuk menyiapkan SDM (sumber daya manusia) koperasi yang mumpuni dan adaptif. Digitalisasi menjadi kunci agar koperasi desa tidak tertinggal,” jelasnya.
Melalui pelatihan ini, lanjut dia, peserta diharapkan memahami berbagai aspek penting dalam pengelolaan koperasi modern, mulai dari penerapan sistem akuntansi digital, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Sistem Operasi Manajemen (SOM), hingga manajemen risiko serta pelaporan keuangan berbasis aplikasi.
Selain aspek teknis, pelatihan juga membangun kesadaran spiritual dalam berkoperasi agar pengelolaan tetap berpijak pada nilai-nilai kejujuran, kebersamaan, dan tanggung jawab.
“Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti di ruang kelas, tetapi benar-benar diterapkan di koperasi masing-masing. Mari kita jadikan koperasi sebagai rumah besar ekonomi rakyat yang modern, transparan, dan menyejahterakan,” ujarnya. ant

