
SURABAYA – Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin menghadiri dan membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2025, di Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (15/10).
Kedatangan Gubernur H Muhidin didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel, Hj Fathul Jannah Muhidin disambut meriah penampilan tari tradisional Jawa Timur, Remo.
Pada kegiatan yang dihadiri pimpinan Forkopimda dan Bupati/Walikota se-Kalsel ini, H Muhidin menyampaikan beberapa poin penting terkait pengendalian inflasi daerah Kalsel, terutama dalam menghadapi Nataru (natal dan tahun baru) serta Haul Guru Sekumpul.
Menurut Muhidin, hal utama bahwa Provinsi Kalsel menduduki peringkat 14 dari 38 provinsi di Indonesia dan Kalsel termasuk ke dalam zona hijau.
“Kalsel termasuk dalam zona hijau di Indonesia, dimana ada 10 daerah yang termasuk di zona merah. Kita patut berbangga karena berada di zona hijau dan menduduki posisi 14 dari 38 provinsi se-Indonesia,” sampai Gubernur.
“Inflasi tahunan (y-on-y) Kalsel di bulan September 2025 ada di angka 2,91 persen. Masih aman karena masih berada di rentang batas deviasi inflasi (2,5 persen plus minus 1), namun kita tetap harus waspada dan melakukan upaya untuk menurunkan,” lanjut H Muhidin.
Gubernur juga enyampaikan ada lima kabupaten di Kalsel dengan angka inflasi yang patut diwaspadai yakni HST (3,37 persen), Tabalong (3,04 persen), Banjarmasin (2,90 persen), Tanah Laut (2,78 persen) dan Kotabaru (2,41 persen).
“Sejumlah komoditas utama yang menyumbang terhadap inflasi di Kalsel adalah emas/perhiasan, daging ayam ras, rokok kretek mesin (SKM), bawang merah serta tarif rumah sakit. Hal ini agar perlu menjadi perhatian bagi lima daerah untuk komoditas yang bisa dikendalikan,” ingat Gubernur.
Lebih lanjut, orang nomor 1 di jajaran Pemprov Kalsel itu juga menyampaikan bahwa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengendalian inflasi adalah kesediaan pasokan pangan, terutama jelang bulan Desember 2025 mendatang.
“Saya kira perlu menjadi perhatian menyambut Bulan Desember 2025 mendatang, karena akan ada 3 hari besar yang mungkin memicu gejolak kenaikan inflasi yakni natal, tahun baru dan Haul Abah Guru Sekumpul,” katanya.
Oleh karena itu, H Muhidin mengimbau kepada TPID provinsi dan juga TPID kabupaten/kota untuk menjaga kesediaan pasokan pangan. Apabila pasokan diperhatikan Insya Allah inflasi di Kalsel terjaga.
Disampaikan juga tiga arahan oleh Gubernur H Muhidin, juga selaku Ketua TPID Provinsi Kalsel kepada para Kepala Daerah (Bupati/Walikota) selaku Ketua TPID Kabupaten/Kota.
“Pantau perubahan harga di daerah masing-masing, lakukan analisis dan evaluasi komoditas pangan serta tentukan langkah strategis agar tidak merugikan masyarakat,” pesan H Muhidin.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan yang juga Wakil Ketua TPID Provinsi Kalsel, Fadjar Majardi menyampaikan bahwa inflasi Kalsel senantiasa mengalami fluktuasi.
“Kami mengamati fluktuasi terus terjadi, dimana pergerakan harga pokok pangan memang sensitif dan dipengaruhi oleh cuaca dan distribusi,” kata Fadjar.
Oleh karena itu, sebut Fadjar, pihaknya memandang HLM hari ini menjadi kegiatan yang sangat penting untuk menetapkan langkah pengendalian inflasi pangan yang terintegrasi, mulai dari produksi, distribusi sampai di konsumen akhir.
“Sinergi lintas sektoral yang strateginya ditetapkan oleh TPID sebagai 4 K yakni keterjangkaun harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif,” katanya.
Usai kegiatan, Gubernur H Muhidin kembali mengingatkan agar TPID baik provinsi maupun kabupaten/kota waspada menyambut bulan Desember 2025.
“Saya mengimbau seluruh kabupaten/kota untuk terus memantau pasokan dan persediaan pangan, terutama menyambut nataru (natal dan tahun baru) dan Haul Abah Guru Sekumpul pada Desember 2025,” pesannya.
H Muhidin juga mengharapkan sinergi dan kolaborasi dengan Forkopimda, terutama TNI/POLRI serta Pemkab/Pemko juga untuk bisa melaksanakan kembali pasar murah. Untuk menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga pangan.
Usai pembukaan, dipandu Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ariadi Noor selaku moderator acara dilanjutkan paparan narasumber, Asisten Deputi Pengembangan BUMN Bidang Industri, Manufaktur Agrofarmasi dan Kesehatan, Ferry Irawan.
Kemudian, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian, Edy Yusuf, Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Humas Badan Pangan Nasional, Budi Waryanto serta Ketua DPW Perkumpulan SPPG Kalsel, Farid Yudistira Arifin. adp/ani