
JAKARTA – Ketua Komisi V DPR Lasarus mengkritik rencana Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo untuk memperbaiki Ponpes Al Khoziny dengan dana APBN.
Lasarus menilai saat ini yang jauh lebih penting dilakukan pemerintah adalah untuk menginvestigasi penyebab dan pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden itu.
“Saya pikir diinvestigasi dulu ya. Ini sebabnya apa gitu lho. Jadi jangan sampai nanti ke depan kejadian yang serupa, semua negara yang ambil alih,” ujarnya kepada wartawan, seperti dikutip CNNIndonesia.com
Lasarus tidak menampik apabila banyak ponpes yang telah dibangun dengan menggunakan APBN. Hanya saja, ia menilai penggunaan APBN dalam perbaikan Ponpes Al Khoziny mesti dikaji ulang.
“Misal, kalau terjadi kelalaian, ini kelalaian mesti diproses dulu. Bahwa nanti kita bangun ponpes, bangunan ponpes memang banyak kita bangun pakai APBN, banyak kita bangun. Tapi tidak kasus yang seperti ini,” ujarnya.
“Jadi menurut saya ini perlu dikaji ulang. Dikaji ulang, diselidiki dulu kejadian ini. Masalahnya apa, sebabnya di mana. Itu saja belum diungkap gitu,” tuturnya.
Rencana pembangunan ulang Al Khoziny sebelumnya disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo. Menurut dia, setelah dihitung ternyata lebih mahal memperbaiki gedung dibanding membangun ulang dari nol.
Ia masih menghitung berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun gedung ponpes dari awal. Namun, Dody menyebut pembangunan itu akan dibiayai APBN, meski terbuka peluang bagi pihak swasta untuk ikut membantu.
“Kalau soal anggaran, insya Allah cukup lah, Insya Allah. Cuman dari APBN, tapi tidak menutup kemungkinan juga ada bantuan dari swasta. Cuma, sementara waktu dari APBN,” ujarnya.
Dia bilang semestinya anggaran pondok pesantren masuk ke Kementerian Agama, tetapi karena peristiwa ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny merupakan kondisi darurat, maka kementerian PU akan ikut andil.
“Kalau anggaran kan selama ini sebetulnya ponpes itu ada di Kementerian Agama. Cuma kan ini kondisi darurat. Yang di Sidoarjo pasti kita yang masuk,” katanya.
Sementara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kembali berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban tragedi ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny. Total jenazah yang telah teridentifikasi berjumlah 51 orang.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim Kombes M Khusnan mengatakan, di hari ke-13 tragedi ponpes Al Khoziny satu jenazah terindentifikasi.
“Tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap satu kantong jenazah yang terdiri dari satu kantong jenazah yang cocok dengan satu nomor ante mortem yaitu satu kantong jenazah,” kata Khusnan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Sabtu (11/10) malam, seperti dikutip CNNIndonesia.com.
Khusnan mengatakan, satu kantong jenazah nomor post mortem RSPB 059 teridentifikasi melalui DNA dan medis, medis gigi cocok dengan nomor ante mortem 056 sebagai Muhammad Ridwan Sahari, laki-laki, 14 tahun dengan alamat Bendul Merisi Jaya Timur nomor 17 RT 002, RW 012, Bendul Merisi, Wonocolo, Kota Surabaya.
Khusnan mengatakan, satu kantong jenazah yang berhasil diidentifikasi pada hari ke-13 tragedi Al Khoziny itu langsung diserahkan ke pihak keluarga.
Dengan tambahan ini, maka total kantong jenazah korban ambruknya gedung Al Khoziny yang sudah teridentifikasi berjumlah 501 nama. Sedangkan yang belum atau masih dalam proses identifikasi tersisa 13 kantong jenazah.
“Sampai dengan hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 51 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima,” katanya. web