Mata Banua Online
Jumat, Oktober 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Produksi Beras Diprediksi Capai 33 Juta Ton

by Mata Banua
2 Oktober 2025
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mem­pro­yeksikanproduksi beras nasional Januari-Nov­ember 2025 mencapai 33,19 juta ton. Angka ini meningkat 12,62 persen dibanding periode sama tahun 2024 yang tercatat 29,47 juta ton.

Capaian tersebut memastikan ke­tersediaan pasokan beras na­si­onal dalam kondisi aman. Bah­kan, produksinya melampaui ca­pai­an sepanjang 2024 yang hanya 30,34 juta ton.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Honda Eksis Hadir Lebih Dekat ke Konsumen

2 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\7\7\master 7.jpg

KFC Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan

2 Oktober 2025

“Dengan produksi Januari-Nov­ember yang diperkirakan me­nem­bus 33 juta ton, ketersediaan pa­ng­an pokok semakin terjamin. Be­ras bukan lagi faktor pen­do­rong nflasi, melainkan penopang sta­bilitas harga dan daya beli mas­yarakat,” ujar Deputi Bidang Sta­tistik Produksi BPS, M Habibullah, di Jakarta.

Selain mencatat lonjakan pro­duksi, BPS jga melaporkan Nilai Tu­kar Petani (NTP) nasional pa­da September 2025 sebesar 124,36. Angka ini naik 0,63 per­sen dibanding bulan se­be­lum­nya yang mencapai 123,57. Ke­na­ikan dipicu indeks harga yang di­te­rima petani (It) lebih tinggi di­banding indeks harga yang di­ba­yar petani (Ib).

Habibullah menjelaskan, pe­ni­ngkatan NTP terutama di­pe­ng­a­ruhi sejumlah komoditas ung­gul­an. “Indeks harga yang di­te­ri­ma petani atau It naik 0,71 per­sen, lebih tinggi dari kenaikan in­deks harga yng dibayar petani (Ib) sebesar 0,08 persen. Ko­mo­di­tas dominan yang memengaruhi pe­ningkatan indeks harga adalah ko­pi, kelapa sawit, cabai merah, dan karet,” katanya.

Sub Sektor dengan kenaikan ter­tinggi tercatat pada Tanaman Per­kebunan Rakyat dengan pe­ni­ngkatan NTP sebesar 1,57 per­sen. Hal ini dipicu kenaikan It sebesar 1,68 persen, lebih tinggi dari kenaikan Ib sebesar 0,9 persen. Komoditas dominan ya­ng mendorong subsektor ini ada­lah kopi, kelapa sawit, karet, dan ce­ngkeh.

Penopang lain datang dari sub­sektor Peternakan yang men­ca­tat enaikan NTP sebesar 1,51 per­sen. Subsektor ini meningkat ka­rena It naik 1,62 persen, lebih ti­ng­gi dari Ib yang hanya 0,11 per­sen. “Komoditas yang d­o­mi­nan memengaruhi subsektor pe­ter­nakan antara lain ayam ras, da­ging, telur ayam ras, ayam kam­pung, serta sapi potong,” tambah Habibullah.

Secara keseluruhan, dari 38 pro­vinsi yang diamati, 25 pro­vin­si mengalami kenaikan NTP. Pa­pua Barat Daya mencatt ke­na­ikan tertinggi dengan 5,62 per­sen. Selain itu, BPS melaporkan N­ilai Tukar Usaha Rumah Ta­ng­ga Pertanian (NTUP) nasional pa­da September 2025 sebesar 128,28 atau naik 0,56 persen di­ban­ding bulan sebelumnya.

Sementara itu, dibnagian lain BPS mencatat harga bras naik pa­da September 2025, baik di ti­ng­kat penggilingan, grosir, maupun eceran.

Habibullah mengatakan harga beras di tingkat pe­ng­gi­li­ng­an Rp13.512 per kilogram (kg). Harga itu naik 5,83 persen se­cara tahunan (yoy), tetapi turun 0,62 persen secara bulanan (mtm).

“Jika kita pilah berdasarkan kua­litas beras di penggilinga be­ras premium turun 0,72 persen (mtm), tapi naik 5,6 persen (yoy). Beras medium turun 0,54 per­sen (mtm), tapi naik 6,17 per­sen (yoy),” kata dia.

Sementara itu, harga beras di ti­ngkat grosir Rp14.290 per kg, na­ik 5,54 persen secara tahunan, te­tapi turun 0,02 persen secara blanan. Adapun harga di tingkat ecer­an naik 4,06 persen (yoy), tetapi turun 0,13 persen (mtm) ke level Rp15.375 per kg.

“Harga beras yang kami sam­paikan ini merupakan rata-rata har­ga beras yang mencakup ber­ba­gai jenis kualitas dan juga men­cakup seluruh ilayah di In­do­n­e­sia,” katanya. cnn/mb06

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper