Mata Banua Online
Rabu, Oktober 1, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Media Vietnam Bantah Wakil di FIFA Ikut Campur Kasus Malaysia

Erick Thohir Bantah Tudingan Indonesia Intervensi FIFA Hukum Malaysia

by Mata Banua
30 September 2025
in Olahraga
0
D:\2025\Oktober 2025\1 Oktober 2025\9\9\master.jpg
Malaysia didera masalah dokumen palsu tujuh pemain naturalisasi.(foto:mb/ dok. AFC)

Jakarta – Media Vietnam membantah tuduhan pihak Malaysia yang menyebut salah satu wakil Negeri Naga Biru di Komite Disiplin FIFA ikut campur dalam kasus yang mendera skuad Harimau Malaya.

Setelah FIFA mengeluarkan hukuman untuk Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi skuad Negeri Jiran, ada beragam pembelaan dari berbagai pihak di Malaysia.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\1 Oktober 2025\9\9\arab saudi.jpg

Arab Saudi Gas Latihan Tertutup Jelang Lawan Timnas Indonesia

30 September 2025
D:\2025\Oktober 2025\1 Oktober 2025\9\9\perbasi.jpg

Perbasi Bangga pada Sukses Timnas 3×3 Putri

30 September 2025

Selain menuding Indonesia ikut campur, yang kemudian dibantah Menpora Erick Thohir, Malaysia juga menuduh wakil Vietnam di FIFA ikut intervensi kasus tersebut.

Keberadaaan Nguyen Thi My Dung yang duduk sebagai anggota Komite Disiplin FIFA jadi sorotan publik Malaysia. Ada kecurigaan My Dung ikut ambil bagian dalam proses pembuatan keputusan.

Menanggapi tuduhan tersebut, salah satu media Vietnam Bongda, menyatakan perwakilan Vietnam di FIFA itu tidak terlibat dalam kasus yang membelit Malaysia.

“Menurut regulasi FIFA, wakil Vietnam di Komite Disiplin tidak akan berpartisipasi menangani kasus pemain Malaysia untuk memastikan keadilan,” tulis Bongda.

Dalam artikel yang sama disebutkan pula jika seorang anggota komite disiplin memiliki kewarganegaraan atau hubungan langsung dengan pihak yang sedang ditangani, mereka diwajibkan untuk mengundurkan diri demi memastikan keadilan.

My Dung selaku warga negara Vietnam punya hubungan langsung dengan Malaysia karena kedua negara sedang bersaing dalam kualifikasi Piala Asia 2027.

Kasus tersebut juga melibatkan duel Malaysia vs Vietnam pada 10 Juni 2025 di mana ada tujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya yang menggunakan dokumen palsu.

FIFA telah menjatuhkan hukuman untuk FAM dengan denda sebesar 350 ribu CHF atau sekitar Rp7,3 miliar dan denda 2.000 CHF yang setara dengan Rp 41,8 juta kepada tujuh pemain naturalisasi Malaysia.

Selain itu FIFA juga menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 1 tahun kepada tujuh pemain tersebut.

Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir membantah tudingan Indonesia ikut campur dalam sanksi FIFA ke Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan pemain naturalisasi skuad Harimau Malaya.

FIFA menjatuhkan hukuman denda kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi Malaysia serta larangan bertanding bagi pemain-pemain tersebut karena permasalahan dokumen saat skuad Negeri Jiran menghadapi Vietnam pada kualifikasi Piala Asia 2027.

Sesaat setelah FIFA merilis sanksi pada Jumat (26/9) ada tudingan-tudingan dari beberapa pihak di Malaysia yang menyebut Indonesia ikut mengintervensi badan sepak bola dunia tersebut.

Tuduhan tersebut dibantah Erick yang gamblang menjelaskan Indonesia tidak ikut campur.

“Tapi kami tidak intervensi, tidak ikut campur isu-isu negara lain,” ucap Erick di Gedung DPR, Senin (29/9).

Erick menyatakan dukungan kepada negara-negara di Asia Tenggara yang ingin meningkatkan level kualitas olahraga di negara masing-masing.

“Lalu kami sendiri dari Kemenpora atau saya pribadi, kita tentu harus menghargai semua negara di Asia Tenggara ketika ingin olahraganya maju. Kita harus hargai,” jelasnya dilansir dari 20 detik.

Erick juga melanjutkan keinginan mendorong olahraga-olahraga Indonesia untuk berprestasi di level dunia tanpa mengintervensi isu negara lain.

“Dan kita tidak ikut campur dengan politik atau kebijakan masing-masing negara, tapi mohon maaf, kalau kami di Indonesia ingin olahraganya maju.”

“Ingin sepak bolanya bagus, ingin bulutangkisnya bagus, pencak silatnya mendunia, olahraga-olahraga kita ingin maju, ya kita harus lakukan itu. Tapi kami tidak intervensi, tidak ikut campur isu-isu negara lain,” ucap Erick. web

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper