JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun yang akan dimanfaatkan untuk memperkuat likuiditas dalam penyaluran kredit, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Corporate Secretary BRI Dhanny menyatakan, kucuran dana tersebut menjadi dorongan tambahan bagi perseroan untuk memperluas akses pembiayaan UMKM.
“BRI telah menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun dan menyambut positif atas penempatan dana pemerintah tersebut yang akan memperkuat likuiditas bank dalam penyaluran kredit,khususnya pada segmen UMKM,” ujar Dhanny dalam keterangannya di Jakarta.
Perseroan tetap berkomitmen mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking) serta tata kelola yang baik (good corporate governance) dalam mengelola dana tersebut.
Dhanny juga berharap langkah ini mampu menciptakan efek pengganda positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN yang memperoleh alokasi Rp25 triliun menurut Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu memastikan dana tersebut akan terserap habis hingga pertengahan Desember 2025.
“Terkait dengan dana, kami senang kalau ditanya. Kami happy ada dana masuk,” ungkap Nixon, Rabu
Nixon menjelaskan, sebelumnya perbankan menghadapi dua persoalan besar, yakni ketatnya likuiditas dan lemahnya permintaan kredit. Namun, masalah likuiditas kini teratasi setelah adanya penempatan dana pemerintah.
Dana tersebut juga bermanfaat untuk menurunkan bunga dana melalui penawaran suku bunga khusus, termasuk suku bunga di counter, sehingga lebih murah bagimasyarakat. Menurut Nixon, Rp25 triliun tersebut akan segera masuk ke berbagai sektor produktif.
“Kami sudah hitung, berdasarkan pipeline kami. Bahkan sebelum ada Rp25 triliun ini pun, pipeline kami sampai dengan akhir tahun sudah ada. Kami hitung, sampai pertengahan Desember, Rp25 triliun ini akan terserap habis. Kebetulan kami memang sudah punya pipeline seperti itu. Karena ada 350 ribu rumah, salah satunya itu jawabannya. Kedua, konstruksinya juga tadi kita minta dipercepat,” jelasnya.
Ia memastikan penyaluran dana ini tetap aman, termasuk dari sisi risiko kredit. “Kalau ditanya, aman nggak? Aman. NPL aman nggak? Aman. NPL-nya kecil, sekitar satu persen. Kalau nol mungkin susah, karena ada debitur yang meninggal dunia, misalnya. Tapi NPL-nya kecil. Itu mudah-mudahan bisa jadi jawaban bahwa segmen bawah tetap aman, apalagi pakai penjaminan asuransi. Itu yang kita kerjakan. Jadi tidak ke mana-mana,” tegas Nixon. rep/mb06