Oleh : Pita Aktivis Muslimah
Hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke 80 disambut meriah oleh seluruh masyarakat. Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadikan kenangan yang tidak terlupakan. Apalagi banyak para Pahlawan yang gugur demi membela tanah air tercinta dari para penjajah.
Namun ironi, ternyata dibalik kata merdeka hari ini , ada banyak persoalan di berbagai bidang kehidupan, padahal dari dalam Pancasila dan UUD 1945 termuat “Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” tetapi pada bidang ekonomi hari ini, banyak terjadi PHK terhadap pekerja pada berbagai sektor, seperti industri tekstil, teknologi, dll.
Dikutip dari metrotvnews.com (17/08/2025) Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 939.038 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) tentu akan membuat tingginya angka pengangguran, terlebih mencari kerja hari ini pun sulit. Penghasilan masyarakat stagnan atau bahkan turun, sedangkan pengeluaran makin besar karena harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi ditambah dengan adanya kebijakan dan pungutan dari negara, akibatnya masyarakat terpaksa makan tabungan. Kondisi ini rawan menjatuhkan warga kelas menengah ke jurang kemiskinan. Walaupun menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 8,47 persen, menurun 0,10 persen poin terhadap September 2024 dan menurun 0,56 persen poin terhadap Maret 2024, tetapi disisi lain ketika kita melihat fakta yang ada angkat tersebut tidak banyak memberikan pengaruh kepada masyarakat hari ini. Lalu Dimanakah keadilan sosial itu?
Persoalan lain yang juga terjadi adalah masalah pendidikan yang begitu mahal di negeri yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam yang melimpah seperti batu bara, emas, gas alam dll harusnya mampu untuk memberikan pendidikan yang berkualitas tanpa harus menambah beban masyarakat.
Hal ini menjadi ironi tersendiri, taatkala para pahlawan yang dulu memperjuangkan hak-hak masyarakat agar bisa bersekolah namun nyatanya hari ini malah makin parah. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengutarakan jumlah anak tidak sekolah di Indonesia tahun 2025 mencapai 3,9 juta, dengan Jawa Barat sebagai penyumbang tertinggi.
Bahkan dibalik pendidikan di sekolah terjadinya pembajakan potensi generasi untuk mengokohkan kapitalisme juga semakin masif. Juga penanaman berbagai pemikiran rusak yang diselipkan dengan kalimat-kalimatyang halus untuk merusak generasi, seperti deradikalisasi, islam moderat, dialog antar agama, dll, sehingga menjadikan umat jauh dari pemikiran Islam.
Pemikiran kapitalis juga menjadikan umat bergeser sedikit demi sedikit dari tujuan penciptaan nya sehingga penjajahan hari ini nampak tidak terlihat oleh umat, dan umat pun tak bisa berpikir shahih. Seperti yang kita lihat hari ini bahwa sejatinya Indonesia meski sudah merdeka dari penjajahan fisik, sejatinya Indonesia masih terjajah secara hakiki yaitu dijajah oleh pemikiran yang membuat masyarakat perlahan rusak.
Bicara tentang ekonomi dan pendidikan maka selanjutnya kita bicara tentang kesehatan. Bagaimana kesehatan masyarakat hari ini? Apakah sudah benar-benar diberikan fasilitas yang layak serta dijaminya biaya kesehatan. Ditambah lagi daerah-daerah yang terkendala oleh jarak sehingga jangkauan untuk kesehatan pun terbatas.
Sistem kapitalis sekuler yang membuat kita terjajah di negeri sendiri. Kesejahteraan rakyat tidak lagi ditemui. Sistem yang dianggap sebagai solusi tapi nyatanya merusak hingga saat ini. Sistem kapitalis sejatinya tidak berpihak kepada rakyat tetapi malah melayani kepentingan kapitalis. Akibatnya, kapitalis makin kaya, sedangkan rakyat makin miskin. Negara hanya sebatas regulator dari pengusaha atau yang lainnya. Berharap dengan sistem yang rusak tentu yang dihasilkan pun akan rusak.
Penerapan sistem Islam kaffah adalah kebutuhan dan solusi hakiki atas kondisi ini. Sistem Islam mampu menyejahterakan rakyat dengan mengelola kepemilikan umum dan mengalokasikan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat. Negara menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan). Negara melakukan industrialisasi sehingga membuka lapangan pekerjaan. Negara juga memberikan tanah bagi yang mau menghidupkan. Bagi fakir miskin, negara memberikan santunan dari baitulmal. Bukan pajak seperti yang sekarang ini.
Sistem Islam kaffah juga akan menjaga pemikiran umat islam tetap selaras dengan aturan syariat, dan hidup dalam ketaatan kepada Allah. Islam adalah solusi untuk meraih kemerdekaan yang hakki, tak ada lagi penjajahan diatas tanah sendiri. Untuk meraih kemerdekaan hakiki, butuh aktivitas perubahan hakiki. Meskipun saat ini sudah ada geliat perubahan di tengah masyarakat, seperti fenomena One Piece, dll.Namun, belum menyentuh akar permasalahan, yaitu keberadaan sistem kapitalisme. Untuk itu, perlu perubahan hakiki yang dipimpin oleh jemaah dakwah Islam ideologis yang melakukan perubahan hakiki dari sistem kufur menuju Islam.
Dengan begitu kemerdekaan yang sesungguhnya akan segera hadir di tengah-tengah masyarakat dalam tatanan syariat yang lengkap.