Selasa, Agustus 5, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Gaza Kelaparan, Suara Solusi Hakiki Harus Lebih Lantang

by Mata Banua
4 Agustus 2025
in Opini
0
D:\2025\Agustus 2025\5 Agustus 2025\8\8\master opini.jpg
Krisis kelaparan di Jalur Gaza Palestina makin mengiris hati kemanusiaan kala semakin banyak tekanan yang muncul kepada Israel dari negara-negara sekutunya.(Foto:mb/web)

Oleh: Nor Latifah (Aktivis Muslimah)

Pada Maret lalu, Israel menutup semua pintu masuk ke Gaza. Malnutrisi, kelaparan, dan pembunuhan di dekat lokasi bantuan semakin mengkhawatirkan di Gaza. Sebab, masyarakat hanya bergantung pada pembagian bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) dukungan AS dan Israel yang kontroversial. GHF mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei. Lembaga itu mendistribusikan bantuan terbatas ke beberapa lokasi di Gaza selatan dan tengah.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Peduli Rakyat – Program Swasembada Pangan: Janji Manis atau Bukti Nyata?

4 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Program Makan Bergizi Gratis: Apakah Solusi Mengakar?

4 Agustus 2025
Load More

Lebih dari 1.000 warga Palestina kini telah dibunuh oleh militer Israel saat mencoba mendapatkan makanan di Gaza sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza [GHF] mulai beroperasi pada 27 Mei. Hingga 21 Juli, tercatat 1.054 orang tewas di Gaza saat berusaha mendapatkan makanan; 766 di antara mereka tewas di sekitar lokasi GHF dan 288 di dekat konvoi bantuan PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya.

Sekitar 900.000 anak di Gaza menderita kelaparan, dan 70.000 di antara mereka mengalami malnutrisi, ujar Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, kepada BBC. (BBC News Indonesia).

Ditengah blokade, warga Palestina, terkhusus di Gaza, mereka tidak hanya berhadapan dengan senjata, namun juga kelaparan ekstrem. Kelaparan yang tersistem dan telah terencana, oleh Zionis Yahudi. Tidak kah menghancurkan rumah-rumah dan tenda -tenda pengungsian itu cukup? Kini, mereka pun, tidak membagikan bantuan makanan, kecuali turut bermain-main dengan sesekali membunuhi orang-orang yang telah tak berdaya itu. Membuatnya terlambat sampai, hingga membiarkan mereka kelaparan karena berhari-hari tidak makan.

Tidak kah itu semua cukup, untuk membuka mata dunia? Bahwa penderitaan itu nyata, didepan mata. Terpampang jelas kekejaman itu menembus layar, menjadi berita yang bisa diakses diseluruh dunia. Jutaan mata yang menyaksikan penderitaan warga Palestina tersebut, hanya bisa menangis, mengasihani. Reaksi mereka, tenggelam redup, dibawah ketidakberdayaan.

Hal ini menunjukkan, bahwa Zionis, tidaklah mempan jika dilawan dengan retorika saja. Dan bantuan kemanusiaan, tidak cukup membantu warga Gaza karena blokade, yang dilakukan Zionis Yahudi. Warga Gaza tetap kelaparan, ditengah banyak nya jutawan yang siap membantu dengan apa yang mereka miliki. Ini menunjukkan bahwa, perjuangan solusi untuk Palestina haruslah berbasis pada kekuatan yang lebih besar dan cara yang lebih berdampak besar.

Zionis Yahudi, menggunakan cara melaparkan warga Gaza, lalu membuat mereka mati perlahan, karena kosong nya perut mereka. Tanpa peluru, tanpa bom-bom peledak, tanpa senjata yang memakan biaya banyak. Mereka melalukan pemusnahan, dengan memperkecil modal. Dan tentu saja, tanpa khawatir dengan sanksi International.

Dunia International tidak mampu menyelesaikan penderitaan Palestina. Bahkan ketika Zionis Yahudi telah mempermainkan pembagian bantuan kepada Gaza. Hal ini tidak mengherankan, karena Zionis memiliki negara super power Amerika dibelakangnya. Dengan hak Veto yang dimilikinya, Amerika terus melindungi Zionis dan membiarkan konflik berkepanjangan terus terjadi.

Amerika Serikat memveto berkali-kali resolusi PBB yang berhubungan dengan pengecaman terhadap aksi genosida Israel. Hingga November 2024, Amerika Serikat telah memveto sebanyak 49 kali resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Palestina-Israel. Sebanyak apapun negara yang mendukung kemerdekaan penuh Palestina dan gencatan senjata di Palestina, jika ada satu negara pemegang hak veto yang menolaknya, maka keputusan tersebut dapat dibatalkan.

Pada 20 November 2024, rancangan resolusi yang diajukan memuat sejumlah poin: seruan gencatan senjata antara Israel dan Palestina, kewajiban semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, akses segera untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, pembebasan tawanan dari kedua pihak, serta penegasan bahwa UNRWA tetap menjadi tulang punggung distribusi bantuan di Gaza.

Hasil pemungutan suara menunjukkan 14 negara mendukung, hanya Amerika Serikat yang menolak. Akibat veto tersebut, rancangan resolusi pun gagal disahkan.(Nusantara Palestina Center)

Melihat kenyataan ini, sudah saatnya kita semakin nyaring menyuarakan solusi hakiki persoalan saudara kita di Palestina. Bukan berharap pada dunia International, ataupun sekedar mengandalkan bantuan kemanusiaan dan doa saja. Palestina juga membutuhkan solusi yang sistemik, ditengah kebutuhan solusi praktis mereka. Lalu, solusi sistemik seperti apa yang akan menolong Palestina? Yang akan menyelesaikan penderitaan mereka sampai ke akar-akarnya.

Ditengah pertarungan dunia, penderitaan dan berbagai keburukan yang menimpa dunia Islam dan ummatnya, mungkin membuat kita lupa, bahwa agama ini, adalah agama yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Jika kita menderita sebagai penganut agama ini, mungkin itu terjadi karena kita tidak benar-benar sepenuhnya hidup dengan Islam. Karena itulah, ditengah riuhnya doa dan ibadah-ibadah mahdah kita, mari kita lihat Islam untuk memecahkan segala problem kehidupan, termasuk permasalahan Palestina yang semakin memprihatinkan.

Islam, melalui firman Allah swt mengizinkan kaum muslim untuk memerangi orang yang memerangi mereka, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Maha Kuasa menolong mereka itu,” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 39)

Jadi, solusi hakiki untuk Palestina adalah memerangi balik penyerang kaum muslimin, terkhusus Zionis Yahudi dengan berjihad. Karena hanya dengan cara itu, Zionis akan mendapat lawan yang imbang.

Lalu, mereka tidak lagi bisa semena-mena, karena kaum muslim memiliki kekuatan secara militer. Dan ini, bisa dilakukan ketika kaum muslimin diseluruh dunia bersatu, dibawah sebuah institusi bernama khilafah.

Semoga suara-suara solusi hakiki pembebasan Palestina semakin bergema. Membangkitkan jiwa-jiwa yang rindu akan kembalinya islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan orang-orang yang ingin hidup dalam ketenangan dunia, dan kemenangan di akhirat kelak.

Wallahua’lam

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA