
BANJARMASIN — Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di kawasan pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan menggelar forum coffee morning bersama para pemangku kepentingan.
Kegiatan bertema Sinergi Tanggap Darurat di Pelabuhan ini berlangsung di Kantor Pelindo Banjarmasin, Senin (28/7).Forum tersebut dihadiri sejumlah institusi terkait, seperti KSOP Kelas I Banjarmasin, Basarnas, TNI AL, Polairud, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, serta perwakilan asosiasi pengguna jasa pelabuhan.
Sub Regional Head Kalimantan, Sugiono, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk membangun sistem tanggap darurat yang tangguh dan terintegrasi.
Hal ini menjadi krusial seiring meningkatnya kompleksitas kegiatan pelayaran dan operasional pelabuhan.“Pelabuhan menjadi simpul berbagai kepentingan keselamatan, pelayanan publik, dan keamanan. Kolaborasi lintas sektor mutlak diperlukan untuk merespons berbagai potensi risiko secara proaktif dan terpadu,” ujar Sugiono.
Dalam forum tersebut, para peserta membahas berbagai skenario darurat yang mungkin terjadi, mulai dari tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3), kebakaran kapal, hingga evakuasi korban.
KSOP Kelas I Banjarmasin mendorong penyusunan prosedur dan rencana kontinjensi yang aplikatif dan sesuai standar keselamatan pelayaran.Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banjarmasin, I Putu Sudayana, menekankan pentingnya kecepatan dan koordinasi dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan (SAR).
“Dalam operasi SAR, kecepatan adalah segalanya. Komunikasi yang lancar dan pemahaman bersama atas prosedur lintas instansi perlu terus diasah melalui latihan bersama,” ujarnya.
Basarnas memaparkan struktur komando dalam operasi SAR, yang terdiri atas SAR Coordinator (SC), SAR Mission Coordinator (SMC), On Scene Coordinator (OSC), hingga unit-unit pencari dan penyelamat di lapangan (SRU).
Operasi tidak hanya mencakup kecelakaan kapal, tetapi juga evakuasi medis, penanggulangan pencemaran, serta penyelamatan korban di lokasi ekstrem.Pelindo, sebagai operator pelabuhan, juga menjelaskan sejumlah upaya yang telah dilakukan untuk memperkuat sistem tanggap darurat.
Di antaranya penyusunan prosedur tetap, pelaksanaan simulasi rutin, pengadaan peralatan pemadam kebakaran (APAR), penguatan patroli keselamatan, serta penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan ISPS Code.
Junior Manager HSSE Pelindo menambahkan bahwa sejumlah potensi risiko telah dipetakan, termasuk tumpahan bahan kimia, kebakaran, hingga kecelakaan kerja di area pelabuhan.
Forum ini juga menjadi ruang berbagi pengalaman antarinstansi dalam penanganan insiden, sekaligus menyusun skenario latihan terpadu. Sejumlah rencana aksi disepakati, seperti peningkatan frekuensi latihan gabungan, pembentukan tim reaksi cepat di terminal utama, serta harmonisasi prosedur tanggap darurat lintas sektor.
Sugiono menutup kegiatan dengan menegaskan komitmen Pelindo untuk tidak hanya menghadirkan layanan kepelabuhanan yang efisien, tetapi juga aman dan adaptif terhadap potensi risiko.
“Kami ingin pelabuhan menjadi bukan sekadar simpul logistik, tetapi juga ruang kerja yang tangguh dan siap menghadapi berbagai situasi darurat,” katanya.rds