
KOTABARU-Pendidikan bisa dikatakan sebagai pokok penting atau kunci utama untuk membuka gerbang masa depan yang lebih baik. Bahkan pendidikan juga memiliki peran penting dalam mengubah nasib seseorang atau suatu bangsa.
Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk dapat membuka peluang baru dalam hidup berbangsa maupun bernegara, termasuk dalam hal kesejahteraan seseorang. Namun, pendidikan seharusnya dibarengi dengan mutu atau kualitas yang standar.
Untuk mendapatkan semua itu, diberikan akses terhadap pendidikan berkualitas itu harus merata, dan tidak boleh ada kesenjangan, karena akan berdampak terhadap mutu dari pendidikan yang dihasilkan, terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Maka Sekolah Rakyat hadir sebagai harapan baru untuk menjadi solusi dalam menangani anak yang ptus sekolah atau bahkan belum pernah mendapatkan Pendidikan formal karena berbagai alasan.
Sekolah Rakyat merupakan program inovatif pemerintah yang dirancang untuk memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari kelompok ekonomi terbawah, yakni desil 1 dan 2 pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Dengan sasaran yang jelas, program ini bukan hanya sebagai upaya meningkatkan angka partisipasi sekolah, tetapi juga langkah strategis untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.
Lebih dari sekadar sekolah, Sekolah Rakyat adalah ekosistem pendidikan berasrama yang menyediakan asrama siswa dan guru, ruang belajar modern, fasilitas kesehatan, hingga tempat ibadah dan ruang olahraga.
Dengan konsep ini, siswa tidak hanya mendapatkan akses pendidikan formal, tetapi juga pembinaan karakter, kepemimpinan, dan kemandirian.
Kurikulum yang digunakan pun tidak sebatas pada pelajaran akademik. Siswa dibekali keterampilan vokasi, kewirausahaan, serta nilai-nilai kebangsaan dan gotong royong.
Ini menjawab kebutuhan masa depan: lulusan Sekolah Rakyat diharapkan tak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga tangguh, kreatif, dan berkontribusi bagi komunitas.
Namun, di balik potensi besarnya, Sekolah Rakyat juga menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan. Salah satunya kesiapan sumber daya manusia, terutama guru. Menyediakan pengajar yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki semangat pengabdian tinggi untuk tinggal di lingkungan terpencil dan mengasuh siswa selama 24 jam adalah tantangan serius.
Tanpa dukungan dan pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik, kualitas pembelajaran bisa timpang.{[an/mb03]}

