
SAMARINDA – Para sastrawan dan pegiat seni budaya di Borneo-Kalimantan (Malaysia, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, dan Utara) berkumpul di Samarinda dalam rangka berdialog, bertukar pikiran, dan sumbang saran untuk memperkuat sastra melayu.
Acara bertajuk Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK) XVI dengan tema Sastra Memperkaya Jiwa, Sastra Memperkaya Bangsa
Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu, Merawat Estetika dan Didaktika, yang diadakan Hotel Harris Samarinda 17–20 Juni 2025 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Ir H Seno Aji MSi.
Sebelum acara pembukaan, para sastrawan dari Kalimantan, Malaysia, dan Brunei Darussalam menampilkan kesenian dari tari hingga puisi.
Ketua Panitia Syafril Teha Noer melaporkan, antusias peserta untuk mengikuti DSBK sangat besar.
Peserta berjumlah 200 orang terdiri atas sastrawan, akademisi/pengamat sastra, jurnalis, dan pegiat seni/budaya.
“Peserta tidak hanya dari Kuala Lumpur, Brunei Darussalam, dan Pulau Kalimantan melainkan juga dari Sumatera, Sulawesi, Yogjakarta, dan Nusa Tenggara,” katanya.
DSBK XVI 2025 diadakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. “Pelaksana lapangan adaah Dewan Kesenian Daerah (DKD) Provinsi Kalimantan Timur,” ujarnya.
Adapun DSBK XVI ini diisi seminar sastra, dan muhibah budaya ke Tenggarong, yang merupakan pusat kebudayaan melayu dan Kerajaan Kutai Kertanegara.
Presiden Gabungan Penulis Nasional (Gapena) Malaysia Datuk Zainal Abidin mengatakan, dialog serantau ini untuk memperkaya satra dan budaya serta mempererat persaudaraan.
“DSBK ini juga mengukuhkan jalinan kekerjasamaan bahasa, sastra, dan budaya di antara tiga negara,” ucapnya.
Wagub Kaltim Ir H Seno Aji MSi mengatakan, Pemprov Kalimantan Timur mengapresiasi DSBK VI 2025 ini dengan berbagai rangkaian kegiatannya, yang menyentuh kehidupan sosial.
“Mari jadikan DSBK XVI ini merancang masa depan santra Borneo yang maju dan lebih bermartabat,” ucap Seno Aji.
Pembukaan DSBK XVI 2025 ditandai dengan pemukulan gendang bersama oleh Wagub Kaltim, perwakilan santrawan dari Kalimantan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan undangan. dio

