Jumat, Juli 11, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Hanya 4 Persen UMKM Terhubung ke Pasar Global

by Mata Banua
15 Juni 2025
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Ketua Umum Asosiai Pengusaha In­do­nesia (Apindo), Shinta W Kamdani, men­ye­but bahwa dari total 66 juta pelaku usaha mik­ro, kecil, dan menengah (UMKM) di In­do­ne­sia, hanya 7 persen yang berhasil terhubung de­ngan rantai pasar domestik. Kemudian, han­ya 4 persen yang mampu menembus rantai ni­lai global.

“Angka ini jauh tertingal di­­ban­dingkan negara tetangga se­per­ti Vietnam yang sudah m­e­ng­integrasikan 20 persen UMKM-nya ke pasar global,” ka­ta Shinta dalam acara Diplomat Suc­cess Challenge di Jakarta.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\master 7.jpg

Rumah Subsidi 18 Meterpersegi Batal Dibangun

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 kklm (KIRI).jpg

Harga Beras Mahal, Cabai Makin Pedas

10 Juli 2025
Load More

Ia juga menyebut kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional ma­sih terbatas, yakni hanya se­ki­tar 15,7 persen. Sebagai per­ban­dingan, UMKM di Thailand mam­pu berkontribusi hingga 29 per­sen erhadap ekspor ne­ga­ra­nya.

Apindo juga menyoroti ham­batan fundamental yang dihadapi UMKM di Indonesia. Ber­da­sar­kan survei terhadap lebih dari 2.000 perusahaan pada 2024, se­ban­yak 51 persen UMKM men­ya­takan keterbatasan akses keuangan dan permodalan se­ba­gai tantangan utama. Biaya pin­jaman yang tinggi, proses bi­rok­ras yang kompleks, serta ti­ng­gi­nya persepsi risiko terhadap UMKM menjadi faktor pe­ng­ham­bat.

Akibatnya, lebih dari 80 per­sen UMKM masih sangat ber­gan­tung pada pendanaan pribadi un­tuk memulai dan me­ge­m­ba­ng­kan usahanya.

Selain itu, sekitar 35 persen UMKM mengeluhkan kesulitan da­lam mengakses pasar, pro­mosi, dan pemasaran produk. Hanya 9 persen yang memiliki ak­ses terhadap teknologi dan alat pro­duksi yang memadai.

“Ini menjadi masukan pen­ting yang kami sampaikan kepada Ke­mentrian Koperasi dan UKM. Yang kita cari sekarang adalah so­lusinya agar angka-angka ini bisa diperbaiki,” ujar Shinta.

Menanggapi hal tersebut, De­puti Usaha Menengah Ke­men­terian Koperasi dan UKM, Ba­gus Rachman, mengatakan bah­wa pemerintah tengah mem­per­siapkan pembentukan holding UMKM sebagai entuk integrasi dan kolaborasi antarkementerian tek­nis untuk meningkatkan par­tisipasi UMKM dalam rantai pa­sok nasional dan global.

Holding UMKM ini akan menjalankan peran sebagai ag­regator, inkubator, pemasar, dis­tri­butor, serta penghubung ke lem­baga pembiayaan.

“Konsep ini akan diuji coba di 10 sektor prioritas,dimulai dari sektor kelautan dan perikanan, ke­mudian menyusul sektor pertanian,” kata Bagus. ant/mb06

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA