
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap alasan mengapa masyarakat pelanggan listrik 2.220 volt-ampere (VA) tak lagi masuk dalam daftar penerima insentif ekonomi pemerintah pada Juni 2025 mendatang.
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana mengucurkan sejumlah insentif ekonomi berupa bantuan upah hingga subsidi listrik pada awal bulan depan. Namun bedanya, pelanggan listrik yang memenuhi syarat penerimaan subsidi adalah berdaya 1.300 VA.
Menurut Airlangga, keputusan pemerintah itu sudah berdasarkan evaluasi. Insentif ekonomi saat ini diprioritaskan untuk masyarakat menengah ke bawah yang benar-benar membutuhkan bantuan.
“Ya dari evaluasi kemarin, kita mau masyarakat yang di bawah [yang mendapatkan bantuan],” ujarnya Sabtu.
Pada program stimulus ekonomi pemerintah sebelumnya periode Januari-Februari 2025, pelanggan listrik PLN dengan daya 2.200 VA masih mendapatkan bantuan subsidi. Besaran diskon tarif listrik mencapai 50% dan diterima sekitar 81,4 juta pelanggan.
Adapun mengenai bantuan lainnya yang bakal meluncur bulan depan, terang Airlangga, masih akan dirapatkan lebih lanjut oleh pemerintah. Salah satunya terkait dengan subsidi upah yang pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu pernah dikucurkan.
Sementara itu, dibagian lain Pemerintah bakal kembali memberikan diskon tarif listrik 50 persen untuk periode Juni 2025-Juli 2025.
“Pemerintah akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama Juni 2025 dan Juli 2025,” tulis pengumuman resmi di situs keemenko Perekonomian, Sabtu (24/5).
“Ditargetkan bagi 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA,” sambung pengumuman tersebut.
Airlangga Hartarto menjelaskan insentif ini diberikan demi menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah juga ingin menggerakkan perekonomian nasional, terutama di masa libur sekolah.
“Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Jadi, momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program. Nah, ini beberaa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi,” jelas Airlangga.
Menurutnya, insentif atau stimulus ini berperan krusial agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 bisa dijaga di kisaran 5 persen. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi di kuartal sebelumnya hanya mencapai 4,87 persen. cnn/mb06