
BARABAI – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) H Muhammad Anhar menemukan oknum guru menggunakan aplikasi fake location atau lokasi palsu pada presensi daring kehadiran, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah.
“Beberapa waktu lalu saya keliling sambil bersepeda menemukan oknum guru di salah satu sekolah secara absen online. Ia pukul 07.33 Wita sudah absen, tapi pukul 08.00 Wita saya kesana orangnya tidak ada,” ujarnya, Kamis (8/5).
Menurutnya, berdasarkan temuan itu ada dua kemungkinan, yakni oknum guru tersebut di duga memakai aplikasi fake location (lokasi palsu) atau ke sekolah terus pergi keluar.
“Ketika saya tanya kepada kepala sekolah, ia tidak bisa menjawab. Artinya oknum guru ini tidak melakukan izin kepada kepala sekolah,” katanya.
Anhar pun berkomitmen akan menindaklanjuti temuan ini dengan melakukan pembinaan, evaluasi dan peningkatan disiplin, serta jika melanggar diberikan sanksi mengacu pada peraturan yang berlaku.
Terkait dugaan penggunaan fake location yang marak, ia akan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) HST dan Dinas Kominfo HST untuk peningkatan keamanan.
“Kita upayakan untuk meningkatkan pengelolaan aplikasi kedisiplinan guna mengantisipasi penggunaan fake location tersebut,” ucap Anhar.
Ia menyebutkan, Disdik Kabupaten HST juga siap jika di percaya untuk mengelola aplikasi pendisiplinan secara terpisah, karena pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Google Indonesia yang memungkinkan untuk meningkatkan sistem keamanan.
“Kami memimpikan ada sistem peringatan otomatis, seperti jika guru ada terlambat beberapa jam dalam beberapa waktu bisa di akumulasikan otomatis. Jadi kalau delapan jam terlambat jadi tidak hadir satu hari, serta bisa memberikan teguran otomatis jika sudah melanggar,” pungkasnya. ant