Mata Banua Online
Senin, Desember 8, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Dinkes: 35.409 Bayi Skrining Penyakit Jantung Bawaan

by Mata Banua
29 April 2025
in Banjarmasin, Indonesiana
0
D:\2025\April 2025\30 April 2025\2\35.409 Bayi Skrining Penyakit Jantung Bawaan.jpg
SEJUMLAH tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas saat mengikuti pelatihan skrining bayi baru lahir, Selasa (29/4).(foto:mb/ant)

BANJARMASIN – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Dinkes Kalsel) mencatat 35.409 bayi atau 48,31 persen dari total sasaran telah menjalani deteksi dini (skrining) penyakit jantung bawaan selama 2024.

“Sebanyak 20 bayi terdeteksi gagal skrining, sehingga ditindaklanjuti pemeriksaan lanjutan dan tata laksana awal,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kalsel M Muslim, Selasa (29/4).

Berita Lainnya

D:\2025\Desember 2025\8 Desember 2025\5\hal 5\Plt Kadiskes Banjarmasin, Ramadan berbagi dengan pelajar dan anak yatim.jpg

Banjarmasin Perkuat Komitmen Pelayanan Kesehatan

7 Desember 2025
D:\2025\Desember 2025\8 Desember 2025\5\hal 5\Jambore UKS tahun 2025 diBanjarmasin tampak antuas diikuti para pelajar.jpg

Pelajar TK Hingga SLTA Meriahkan Jambore UKS

7 Desember 2025

Ia mengatakan, Dinkes Provinsi Kalsel mendata 16.703 sampel bayi telah menjalani pemeriksaan Hipotiroid Kongenital dengan hasil dua bayi positif menderita.

Muslim menyebutkan, puluhan ribu bayi baru lahir di Kalsel telah menjalani program skrining untuk mendeteksi dini penyakit, seperti Hiperplasia Adrenal Kongenital dan defisiensi enzim G6PD.

“Deteksi dini terhadap penyakit ini sangat penting, mengingat keterlambatan penanganan dapat berdampak fatal terhadap tumbuh kembang anak,” ucapnya.

Selain mendeteksi dini, Dinkes Kalsel juga meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas dengan mengikuti pelatihan skrining bayi baru lahir sebagai bagian dari upaya strategis menurunkan angka kematian bayi, dan meningkatkan kualitas hidup anak sejak dini.

Ia mengungkapkan, skrining terhadap bayi baru lahir merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang sehat dan berkualitas.

Pada pelatihan tersebut, Dinkes Kalsel berkolaborasi dengan sejumlah mitra termasuk rumah sakit rujukan, seperti RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang telah menjadi mitra pengolahan sampel skrining sejak 2023.

“Kunci sukses dari program ini bukan hanya pada alat dan teknologi, tetapi juga pada komitmen, kompetensi, dan sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, serta masyarakat,” pungkas Muslim. ant

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper