
MARTAPURA – Permasalahan sampah di Kabupaten Banjar hampir mirip dengan daerah-daerah lain, dan ini merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya menjadi tugas pemerintah.
Hal ini disampaikan Ketua DPW Alun Kalsel Tommy Kristian Catur yang juga akademisi, saat talkshow (gelar wicara) Bakisah (Bijak Kelola Sampah) di Radio Suara Banjar Martapura, Kamis (6/3).
“Sudah saatnya semua pihak memulai kebiasaan baru yang lebih baik dalam penanganan sampah, termasuk dalam pemilahannya,” kata Tommy.
Menurut Tommy, penanganan sampah dengan armada dan tempat yang terbatas menjadi permasalahan saat ini, termasuk kesadaran masyarakat sendiri.
Pihaknya melalui Alun siap berkolaborasi, bersinergi dengan masyarakat mencanangkan edukasi melalui Program GASS (Gerakan Amal Sedekah Sampah).
“Terpenting juga SDM, kita perbaiki pola pikir masyarakat melalui Program GASS tadi yang akan dimulai dari Banjarmasin pada 23 April 2025, dan tentu maksud gerakan ini agar Kalsel aman dari sampah,” ujar Tommy.
Ia menambahkan, salah satu pola yang harus diterapkan, setidaknya ke depan Bank Sampah sudah ada dari tingkat RT, karena jika hanya per kelurahan seperti saat ini, dinilai kurang efektif.
Hal ini telah diterapkan di kampung bersih daerah Jawa Timur, yang telah melakukan penanganan dengan baik. “Sungai atau selokan di sana bisa hidup ikan koi hampir sama dengan di Jepang. Pertanyaannya, kenapa di Banjarmasin dan di sini tidak bisa? permasalahannya ada pada SDM yang masih ada bersifat aparatisme, dan ini menjadi PR utama saat ini,” ucapnya. ril/dio