
BANJARMASIN – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Habib Hamid Abdullah kembali menyelenggarakan sosialisasi 4 Pilar MPR RI di daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna Sentosa, Banjarmasin, dengan peserta yang berasal dari lintas organisasi sosial-keagamaan, seperti Muslimat NU, Fatayat NU, dan Kerukunan Keluarga Bahasyim.
Dalam kesempatan itu, Habib Hamid memaparkan betapa pentingnya merawat dan menjaga keberagaman bangsa Indonesia yang majemuk melalui pengamalan 4 Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pancasila sebagai dasar negara, menurut Habib Hamid, menjadi fondasi yang menyatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia, meskipun ada perbedaan suku, agama, dan budaya.
Pancasila mengajarkan tentang gotong-royong, toleransi, dan kemanusiaan, yang sangat relevan dalam menghadapi tantangan global yang penuh dengan perpecahan dan konflik saat ini.
“Pancasila, sebagai dasar negara, bukan hanya sekadar simbol, tetapi harus dihidupi dalam setiap tindakan kita, agar keberagaman yang ada di Indonesia tetap menjadi kekuatan, bukan pemecah belah bangsa,” ujar Habib Hamid Abdullah dalam sesi pemaparan materi 4 Pilar MPR RI di Gedung Serbaguna Sentosa Jalan Belitung Darat,Banjarmasin,Kamis (27/2).
Selain itu, Habib Hamid juga menekankan pentingnya memahami Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai sumber hukum tertinggi yang menjadi pedoman dalam setiap kebijakan dan keputusan negara.
Di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks, terutama dengan pesatnya kemajuan teknologi dan perubahan politik global, UUD 1945 tetap menjadi landasan yang kokoh bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Ia melanjutkan bahwa UUD 1945 harus menjadi rujukan dalam menghadapi tantangan masa depan, seperti globalisasi, digitalisasi, serta pergeseran nilai-nilai politik dan sosial.
“Dengan pemahaman yang mendalam terhadap UUD 1945, kita dapat memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap berpihak pada kepentingan rakyat dan keutuhan negara,” jelasnya.
Sedangkan dalam konteks Indonesia yang luas dan beragam, menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI menjadi hal yang amat penting.
Oleh sebab itu, Habib Hamid menegaskan bahwa meskipun banyak perbedaan, Indonesia tetap satu dalam keberagaman. Setiap langkah kebijakan yang diambil harus mengedepankan persatuan dan menghindari segala bentuk pemecah belah bangsa.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara juga mendapat perhatian khusus dalam sosialisasi tersebut. Habib Hamid mengingatkan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa Indonesia, yang harus dihargai dan dijaga.
Masyarakat harus terus menjaga kerukunan antarumat beragama, suku, dan budaya agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang harmonis, damai, dan maju.
Sebagai penutup, Habib Hamid kembali mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mengamalkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui pengamalan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, kita dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta mewujudkan Indonesia yang lebih harmonis dan maju. Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara,” tegasnya.rds