Kamis, Agustus 14, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Memuliakan Kerja Keras Ibu

Nanang Qosim, S.Pd.I.,M.Pd Dosen Agama Islam Poltekkes Kemenkes Semarang, Peneliti dan Penulis Buku)

by Mata Banua
30 Desember 2024
in Opini
0

Anak manusia lahir karena ibu. Ia bisa melihat dunia dan mampu menghirup udara dunia karena ibu. Perjuangan ibu supaya anak bisa lahir dengan selamat sangat begitu besar. Belum lagi, semasa mengandung (hamil) selama sembilan bulan, seorang ibu harus berjuang mati-matian agar bayi yang berada dalam kandungannya sehat.

Seorang ibu pun harus menjaga kesehatan tubuhnya secara prima. Selain itu, seorang ibu jangan banyak bekerja yang kemudian bisa mengurangi kesehatan bayi.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja Tanpa Bayang-Bayang PHK

13 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Stunting, Antara Pernikahan Dini dan Kemiskinan Maka Bagaimana Islam Menyelesaikan?

13 Agustus 2025
Load More

Seorang ibu pun jangan sampai berbuat sesuatu di luar norma tertentu yang bisa mencelakakan jabang bayi yang sedang dikandungnya. Ibu sangat dianjurkan untuk puasa terhadap segala hal yang dapat membawa malapetaka bagi anaknya.

Sangat hebat, bukan? Ini merupakan sebuah upaya yang tiada henti dan sangat luar biasa hebatnya. Bahkan, ketika seorang anak sudah mulai bisa berjalan, menemui masa kanak-kanaknya, ibu pun tiada henti memberikan kasih sayangnya yang tiada tara.

Ibu selalu memberikan cinta kasih yang sangat tak ternilai harganya. Saat anak sakit, seorang ibu yang merasakan sakitnya terlebih dahulu sebelum bapak ataupun saudara-saudaranya. Seolah-olah batin anak sudah menyatu dengan batin seorang ibu. Perasaan anak sama dengan perasaan ibu, dan begitu sebaliknya.

Jika demikian, cinta kasih seorang ibu kepada anak ibarat seorang sufi yang sangat mencintai Allah SWT. Tidak ada yang bisa digantikan olehnya. Ini adalah sebuah keniscayaan. Saat anak mulai beranjak remaja dan dewasa pun, perhatian seorang ibu makin besar. Ia sebagai buah hati sang ibu harus tetap dijaga dan diopeni (dirawat) sedemikian serius. Jangan sampai dia berbuat yang tidak baik dan mencelakakan dirinya.

Seorang ibu sangat mencurahkan emosinya untuk si anak. Jika bapak marah pada anak, maka ibu yang membela anaknya supaya jangan dimarahi atau dibentak. Itulah seorang ibu, yang sangat agung dan mulia hatinya. Hati beliau sangat suci.

Ibu selalu menjadi benteng terakhir. Bahasanya yang sangat lemah lembut, penyabar, dan selalu mendoakan anaknya supaya menjadi anak baik menjadi ciri khas ibu sejati. Ia tidak pernah menunjukkan rasa marah kepada anak. Selalu tersenyum, memberikan yang terbaik bagi anaknya dan begitu seterusnya. Ibu menjadi tempat curahan bagi anak. Ketika anak mendapat masalah, maka yang didatangi lebih dulu adalah ibu, bukan bapak dan lain seterusnya. Seolah-olah anak tidak bisa hidup tanpa ibu. Ibu adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak.

Anak yang baik adalah ketika ia sangat mengabdi kepada ibu dan memberikan balas budi yang baik pula; menunjukkan kesopanan, kesantunan hidup dan lain seterusnya kepada ibu. Ia selalu mengikuti perintah dan larangan yang disampaikan ibu. Ia tidak menyela ketika ibu berbicara. Ia mendengarkan dan menjalankan secara konkret segala petuah dan saran yang disampaikan ibu.

Ketika ibu sedang membutuhkan pertolongan, tanpa diminta pun, anak sangat peka dan langsung membantu ibu. Yang jelas, menjadi anak tidak durhaka kepada ibu merupakan sebuah wujud dedikasi sangat luar biasa. Tidak menyakiti ibu pun harus dikerjakan sebab ini bagian dari dedikasi.

Nabi Muhammad SAW berpesan, cintai dan sayangilah ibumu sebagaimana mencintai dan menyayangi dirimu sendiri. Patuhlah kepada ibumu sebab surga itu berada di telapak kaki ibumu.

Barangkali, apabila dihubungkan dalam konteks hari ini, seorang anak harus selalu membahagiakan ibu, memberikan hal terbaik yang dapat membuat ibu senang dan gembira. Jangan sampai mengecewakan ibu.

Mendoakan siang dan malam supaya ibu tetap panjang umur adalah sebuah tugas yang harus dilakukan oleh seorang anak. Lebih tepatnya, ukuran seorang anak apakah dianggap bertakwa kepada Allah SWT adalah ketika anak itu mampu menunjukkan kepeduliannya yang sangat tinggi kepada ibu.

Anak sangat menyayangi ibunya dan selalu berupaya semaksimal serta seoptimal mungkin menjadi pengawal ibu tanpa mengenal waktu. Anak tidak pernah mengeluh atau mengomel apabila diminta untuk menemani ibu.

Bahkan, merawat ibu pada masa tua sebagaimana ibu pernah merawat anak saat kecil hingga dewasa pun harus dilakukan. Selalu menempatkan ibu dalam posisi tertinggi dalam keluarga pun harus dijalankan. Sebab, ia adalah sinar yang bisa menerangi kegelapan bahtera kehidupan. Ibu ibarat barang keramat dan sakral yang membawa segala bentuk keistimewaan tertentu.

Siapa pun kemudian akan serempak berkata, menjadi ibu sedemikian akan mampu menentukan arah bangsa. Ketika semua ibu di negeri ini menjadi orangtua yang mengajarkan kebaikan, moralitas, etika, dan hal baik lainnya kepada anak-anaknya, bangsa ini akan selamat dari rusaknya moralitas bangsa.

Korupsi tidak akan terjadi di mana-mana. Pembunuhan atas dasar apa pun tidak akan ada. Perdamaian di negeri ini akan mampu terbangun dengan sedemikian rupa. Sebab, didikan hidup seorang ibu kepada anaknya adalah janganlah menebarkan konflik antarsesama dan janganlah menebarkan permusuhan satu sama lain.

Didikan hidup semua ibu adalah mengajak anak-anaknya supaya bersaudara, menjalin tali asih yang erat dan saling berbagi rasa baik duka maupun suka. Semua ibu menganjurkan anak-anaknya agar menjadi bagian bangsa dan masyarakat yang membangun kesetiakawanan, pertemanan, persahabatan dan seterusnya. Mereka bersatu padu demi menciptakan kehidupan yang konstruktif dan dinamis.

Pertanyaannya adalah apakah ibu-ibu di negeri ini memiliki sikap, pikiran, dan tindakan sedemikian? Secara tegas, sangat susah mencari jawaban yang benar dan pasti. Barangkali, kita hanya bisa mengatakan, masih banyak ibu yang memiliki hati sangat mulia dan mau mendidik anak-anaknya menjadi orang baik. Namun, banyak pula ibu yang tidak berhasil mendidik anak-anaknya karena faktor bekerja di wilayah publik atau wanita karier. Akibatnya, pendidikan anak diserahkan kepada pembantu. Anak pun ditelantarkan dengan sedemikian rupa.

Pikiran ibu sedemikian hanya berpandangan, yang penting anak diberi uang jajan dan segala fasilitas lainnya. Ini sangat ironis. Namun, kita tetap berharap, semoga peran ibu semakin menyadari tanggung jawabnya supaya menjadi orangtua yang betul-betul berhati keibuan.

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA