
TANAH LAUT — Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Nyigit Wudi Amini, mengatakan jika pendampingan dilakukan secara baik dan benar oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), maka pendampingam tersebut dapat mencegah secara optimal munculnya stunting pada anak.
Hal itu dikatakan Nyigit pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Aula Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (1/8).
“Begitu ada calon pengantin (catin) yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm, dia harus diintervensi, kemudian dimonitor. Diharapkan nanti ketika hamil dia sehat, dan ketika lahir bayinya sehat tidak stunting. Begitu ada yang lahir juga didampingi, diukur panjang dan berat lahirnya. Jika kurang perlu didampingi dan terus dimonitor sampai akhirnya dia (bayi) tidak jadi stunting,” tutur Nyigit.
Ia juga menyampaikan bahwa pendampingan yang diberikan oleh Tim Pendamping Keluarga harus disertai dengan tanggung jawab melalui pelaporan yang baik dan rutin.
“Pendampingan ini juga perlu dipastikan pertanggungjawabannya, dan memang pertangunggjawabannya itu di aplikasi Elsimil. Namun saat ini Elsimil dalam proses untuk disatukan dengan SIGA, karena semangatnya kita satu data. Ketika aplikasinya sudah berjalan normal, laporannya harus segera dipindah,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi Tim Pendamping Keluarga yang selama ini telah berjuang di lapangan dalam membersamai dan mendampingi keluarga berisiko stunting.
Di lain sisi, ia juga turut menyoroti terkait masih rendahnya partisipasi KB Pria di Tanah Laut yang berada di angka 0%.
“Sebetulnya kita sangat perlu meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB. Prosesnya (vasektomi) sebentar sekali, hanya 5-10 menit selesai dan operasi kecil. Aman dan tingkat efektivitasnya juga 99 persen,” Terang Nyigit.
Menurut Nyigit, KB pria menjadi salah satu PR penyuluh KB untuk mengedukasi kadernya bahwa vasektomi tidak sama dengan kebiri. Partisipasi pria dalam KB juga bagus karena ibu-ibu jadi lebih tenang. Pil dan suntik KB pengaruhnya ke emosi, menstruasi,” Jelas Nyigit.
Pada kegiatan ini hadir empat Tim Pendamping Keluarga dan PKB dari Pelaihari, Tambang Ulang, dan perwakilan OPD KB Tanah Laut.rds