Kamis, Agustus 21, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kunjungan ke Israel dan Pengkhianatan Terhadap Komitmen Bangsa Indonesia

by Mata Banua
21 Juli 2024
in Opini
0
D:\2024\Juli 2024\20 Juli 2024\8\8\Didi Kurnia Sandi.jpg
Didi Kurnia Sandi, S.IP (Sarjana IlmuPolitik, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, UniversitasAndalas)

 

Padaakhir-akhir ini jagat dunia maya dihebohkan dengan beredarnya foto dan video yang menampilkan lima kader Nahdlatul Ulama atauNahdliyin yang melakukan kunjungan ke Tel Aviv. Dilansir dari Cnn indonesia, kunjungan yang diketahui terjadi pada tanggal 3 Juli 2024 yang lalu tersebut bertujuan untuk menemui Presiden Israel, Isaac Herzog. Dalam video yang viral di media sosial memperlihatkan salah satu Nahdliyin yakni Dr. Zainul Maarif mengatakan dalam pidatonya bahwa mereka ingin membangun hubungan baik dengan Israel.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Krisis Gaza (Pelaparan Sistemis) dan Momentum Kebangkitan Umat

20 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Wisata Gunung Kayangan: Pesona Alam Terbengkalai

20 Agustus 2025
Load More

Ia juga dengan bangganya menyebutkan bahwa ia adalah seorang Nahdliyin generasi ketiga yang hendak melanjutkan legasi Gus Dur untuk memperkuat dialog antar umat beragama, serta menjalin hubungan baik denganYahudi, Kristen, Islam dan seluruh agama yang ada di dunia.Namun sayangnya, “niat baik” mereka yang hendak melanjutkan legasi Gus Dur malah disebut tindakan yang bodoh oleh anak Gus Dur itu sendiri, yakni Yenny Wahid. Dilansir dari Cnnindonesia, menurut Yenny, Israel memang berupaya menggaet aktivis-aktivis Islam di Indonesia untuk membangun Branding terkait situasi di Palestina.

Seperti yang kita ketahui tindakan lima Nahdliyin tersebut bertentangan dengan posisi Indonesia yang mendukung secara penuh kemerdekaan Palestina atas Israel.Hal ini sudah tertuang pada pembukaan UUD 1945 dimana segala bentuk penjajahan harus dihapuskan. Tak hanya itu, melalui Permenlu no.3 tahun 2019 Bab X, Indonesia berkomitmen untuk tidak menjalin hubungan diplomasi dengan Israel, menolak delegasi dari Israel, melarang pengibaran bendera, lambang/atribut dan mengumandangkan lagu kebangsaan Israel diseluruh wilayah NKRI. Dengan kata lain, selama Palestina belum mendapatkan kemerdekaannya, selama itulah Indonesia berkomitmen untuk tidak akan pernah mengakui keberadaan Israel.

Komitmen Indonesia terhadap Palestina sudah ada sejak awal kemerdekaan Indonesia hingga kini dan seterusnya. Hal ini terlihat pada tahun 1962 Presiden Soekarno pernah berpidato dengan lantangnya mengatakan bahwa “Selama Kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina.Maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel”.Berdasarkanpotonganpidatotersebut, sangatterlihatjelaskomitmenparapendiri Negara terhadapkemerdekaanPalestina.

Bentuk komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina yang masih teringat dibenak kita adalah saat Indonesia menolak kedatangan Timnas Israel U-20 yang hendak mengikuti Piala Dunia U-20 di Indonesia.Bahkan Indonesia rela melepas titel sebagai tuan Rumah Piala Dunia U-20 sekaligus kehilangan kesempatan melihat Timnas U-20 Indonesia berlaga di Piala Dunia U-20.Tindakan tersebut banyak disayangkan oleh beberapa pihak, tetapi itu adalah salah satu bentuk nyata dari komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

Tak hanya pemerintah, sebagian besar masyarakat Indonesia juga berkomitmen dalam mendukung kemerdekaan Palestina.Berbedadenganpemerintah, Masyarakat mendukung kemerdekaan Palestina dengan cara mengumpulkan donasi untuk disumbangkan ke Palestina. Masyarakat juga melakukan aksi boikot terhadap produk-produkyang terafiliasi dengan Israel, bahkan meluncurkan aplikasi yang bernama “No Thanks”. Aplikasi tersebut memiliki fungsi untuk mempermudah masyarakat untuk mengetahui produk man asaja yang sedang diboikot dengan cara memindai barcode suatu produk. Aplikasi tersebut kemudian akan langsung memberikan informasi apakah produk tersebut sedang diboikot atau tidak. Sekilas aksi-aksi tersebut terlihat sepele, tetapi bayangkan jika aksi tersebut dilakukan secara masif oleh populasi masyarakat Indonesia yang jumlahnya sangat banyak ini.

Melihatkomitmenpemerintahdanmasyarakat Indonesia terhadapkemerdekaanPalestina, penulis berpendapat bahwa tidak mungkin para Nahdliyin ini tidak mengetahui secara pasti posisi Indonesia dalam menyikapi konflikPalestina-Israel.Para Nahdliyin inia dala hcendekiawan yang tentu saja memiliki ilmu yang sangatbanyak, sebut saja Dr. Zainul Maarif yang merupakan seorang dosen tetap di UNUSIA dengan gelar akademik doktor (S3). Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang berilmu seperti beliau, penulis sangat menyayangkan tindakan yang beliau lakukan bersama empatNahdliyin lainnya.

Tindakan para Nahdliyin ini tentu saja berbuntut panjang, para Nahdliyin ini akhirnya diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail NU DKI Jakarta oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.Menurut penulis, pemberhentian para Nahdliyin inia dalah langkah yang tepat dalam menindaklanjuti tindakan yang bertentangan dengan posisi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga nama baik danmar tabat NU itu sendiri. Apabila tidak dilakukan, kepercayaan masyarakat terhadap Ormas Islam terbesar di Indonesia ini akan menurun drastis, terlebih lagi adanya polemik terkait polemik izin tambang NU beberapa waktu yang lalu.

Penulis juga berpendapat seharusnya pemerintah juga memberikan sanksi terhadap mereka sebagai efek jera sekaligus sebagai contoh apabila ada oknum yang punya niat melakukan tindakan yang sama seperti mereka.Penulis menyayangkan oknum-oknum yang tidakmemahami posisi Indonesia terkait suatu isu, terlebih lagi bagi mereka orang-orang berilmu tinggi.Terlepas dari hal ini, marilah kita terus mematuhi konstitusi negara kita dengan cara tidak menjalin hubungan dengan Israel dalam bentuk apapun. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil seperti terus melakukan boikot hingga mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Palestina. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak meniru tindakan yang sama.

 

 

Tags: Didi Kurnia SandiDr. Zainul MaarifIsrael
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA