
BANJARMASIN – Terbilang cukup rendah, dibandingkan dengan kain khas daerah lain, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, mencoba merumuskan bagaimana cara meningkatkan harga kain sasirangan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar menerangkan, rendahnya harga kain sasirangan sangat berdampak kepada para pengerajin.
Akibatnya, para pengrajin harus menekan harga upah para penjelujur, agar produksi kerajinan sasirangan bisa dilakukan. “Bahkan untuk satu baju kaos itu bisa cuma Rp 2-3 ribuan saja, untuk upah menjelujurnya,” ujar Tezar –sapaan akrabnya, Jumat (5/7), seperti dikutip jejakrekam.com.
Maka dari itu, lanjut dia, hal tersebut menjadi perhatian penting. Karena apabila harga sasirangan bisa ditingkatkan, kesejahteraan para pengerajin juga dapat meningkat. “Mudah-mudahan kami bisa merumuskan atau memformulasikan secepatnya, sebuah cara bagaimana nanti agar harga sasirangan ini bisa meningkat,” harapnya.
Sebab, meskipun harga murah ini bagus untuk bersaing. Akan tetapi jangan sampai persaingan itu terlalu merendahkan harga. “Karena nanti secara keseluruhan sasirangan itu akan dinilai sebagai sesuatu yang murah,” ucapnya.
Walaupun kenyataan di lapangan kebanyakan orang yang datang ke Banjarmasin, lebih memilih sesuatu dengan harga murah untuk oleh-oleh. “Tapi bagaimana juga caranya kita agar tetap mempertahankan kualitas. Karena ada harga ada kualitas,” tegasnya.
Terkait caranya sendiri, dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk tim untuk merumuskan, bagaimana cara meningkatkan harga jual sasirangan ini. “Kita akan kumpulkan lagi maestro-maestro sasirangan, kemudian perwakilan dari penjelujur juga dari komunitas pencinta sasirangan,” ungkapnya.
“Kita rembukan caranya, bagaimana agar bisa meningkatkan harga jual dari sasirangan itu sendiri,” tambahnya.
“Tentu ini harus ada kesepakatan dan komitmen dari semua pihak,” tandasnya.
Di sisi lain, Ichrom juga mengungkapkan niatnya untuk membuat pelatihan pembuatan sasirangan bagi kaum disabilitas. Sebagai salah satu bentuk perhatian Pemko Banjarmasin, untuk terus membina dan mencari bakat pengerajin sasirangan.
Tezar pun mengungkapkan pelatihan ini nantinya akan menjadi salah satu kegiatan dalam Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF). “Kita menambahkan kegiatan ini setelah banyaknya masukan dari warga, yang meminta agar ada perhatian bagi para kaum diisabilitas ini,” ujarnya.
Dia berharap rencana itu bisa dapat terealisasi nantinya. “Itu pun kalau memang kepala daerah yang terpilih nanti tetap melaksanakan BSF,” tandasnya. jjr