
BANJARMASIN – Anggota gabungan dari Sat Reskrim Polresta Banjarmasin, jatanras, macan resta, dan Ops Reskrim Polsek Banjarmasin Selatan mengamankan dua kelompok yang terdiri atas 11 anak baru gede (ABG) di Banjarmasin yang diduga terlibat gangster.
Bahkan, kedua kelompok itu diduga berniat saling serang dengan menggunakan senjata tajam jenis Celutit, Samurai, Pedang, dan Parang, di kawasan Kecamatan Banjarmasin Selatan, Selasa (5/12) dini hari.
Dalam sebuah video amatir berdurasi beberapa detik, dua kelompok anak muda ini berkonvoi dengan enam buah sepeda motor roda dua sambil menenteng senjata tajam di jalan raya.
Dalam aksinya, para pemuda pelajar tersebut menggunakan sejumlah senjata tajam dan mengibarkan bendera geng masing-masing. Warga yang mengetahui aksi ini kemudian mengekspose di media sosial.
“Ada 11 ABG yang diamankan, tiga lainnya masih dalam pencarian,” ucap Kombes Pol Sabana Atmojo Martosumito di dampingi Kepala UPTD PPA Banjarmasin Susan, Pendamping Rehab Sosial Kota Banjarmasin Nana, dan LBH Banjarmasin Samsul Muarif, saat press release pada Rabu (19/6) malam.
Kapolresta mengatakan, pada Selasa dini hari ada kejadian dua kelompok pemuda yang melakukan konvoi naik motor sambil membawa sajam.
“Mereka maunya di sebut gangster, tapi kita menyebutnya ABH (anak bermasalah dengan hukum) atau anak yang kurang perhatian dari orangtuanya, keluarga, dan sesama,” ucapnya.
Ia menyebutkan, para ABH ini berkumpul di Jalan Lingkar Dalam dan menamakan kelompoknya Geng Bonastan 23 JR (Bubuhan Selatan Tahun 2023 Junior) dan Geng Perspanhan Enjoy.
“Anak-anak salah asuh ini via media sosial Instagram mereka berkomunikasi dan membuat rencana pertemuan kemudian penyerangan. Mereka mengupload aksinya lewat media sosial hingga berdampak negatif ke warga Banjarmasin,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, belasan pemuda Kelompok Geng Bonastan 23 JR dan Geng Perspanhan Enjoy itu rata-rata berusia di bawah umur. Dari mereka ditemukan enam senjata tajam beragam jenis.
“Tim juga mengamankan enam sepeda motor roda dua yang digunakan sebagai sarana mereka melancarkan aksinya. Berdasakan interogasi polisi, para pemuda tersebut mengakui baru pertama kali berbuat hal ini, yakni bersepakat mau saling serang menggunakan sajam,” katanya.
Sabana mengatakan, sekelompok pemuda dengan rentang usia 16 tahun tersebut mayoritas berasal dari Banjarmasin Selatan.
“Tidak ada korban jiwa. Modus operandinya ingin mencari jadi diri seperti yang lalu dengan mencari rusuh janjian via handphone dan ada yang mengendalikan. Mayoritas dari mereka merupakan anak sekolah dan ada juga yang putus sekolah serta kurang perhatian dari keluarga. Sesuai hukum yang ada, kami gunakan sistem peradilan anak,” paparnya.
Sementara, Ketua UPTD PPA Kota Banjarmasin Susan mengatakan, mereka tetap akan di bina agar bisa kembali ke masyarakat dengan berperilaku baik.
“Kejadian ini adalah yang kedua kali. Yang pertama sudah di bina dna di pantau sangat baik. Mereka takut akan hukum, mereka tidak tahu hukum yang mereka hadapi,” ujarnya.
Dari LBH ULM Banjarmasin Samsul Muarif menambahkan, pihaknya mendampingi melalui bantuan hukum, dan berharap tidak ada lagi kejadian seperti itu. “Karena anak harapan bangsa, jadi anak harus di jaga bersama,” pungkasnya. sam