
BANJARMASIN – Guru Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Majelis Dikdasmen PNF Bersama Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kota Banjarmasin menggelar bimbingan teknis untuk penguatan ideologi Muhammadiyah, di kampus Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Handil Bakti, Sabtu (9/6/2024)
Mengangkat tema ” Quo vadis guru Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah sebagai peneduh Identitas Sekolah Muhammadiyah” diklat ini menghadirkan tokoh Muhammadiyah sebagai narasumbernya. Nara sumbernya yakni, Dr. H. Maskur M.M, Prop. Dr. Ridhahani Fizi, Ustazd Mairijani, Ustazd Chusnul Aqib dan Dr. Agus Salim.
Ketua FGM Banjarmasin, Ghazali Rahman mengatakan, bimbingan teknik ini untuk mempersiapkan para kader pendidik di sekolah Muhammadiyah yakni kepala sekolah dan guru sebagai ujung tombak dalam penguatan ideologi Muhammadiyah di lingkungan sekolah. ” Kegiatan ini dalam rangka peneguhan ideologi Muhammadiyah di sekolah sebagai identitas Muhammadiyah, “ujar Ghazali.
Selain itu juga, bimtek ini sebagai persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah Muhammadiyah 2024. ” Tentunya bimtek ini membekali para guru Muhammadiyah, dalam melaksanakan pendidikan berdasarkan ideologi Muhammadiyah, “katanya
Sementara, Ketua panitia pelaksana Bimtek guru Al Islam Kemuhammadiyah (AIK) Majelis Dikdasmen PNF Bersama Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kota Banjarmasin, Najma Mahkota Risnani menjelaskan, materi bimtek untuk menguatkan strategi guru AIK AL Islam Kemuhammdiyah seperti Qur an hadis, sejarah dan fiqih, pendidikan Islam FAI hingga sejarah Muhammadiyah dan guru kemuhammidayahan
” Pesertanya 33 Kepala sekolah dan 70 guru di tiga jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK se Kota Banjarmasin, “kata Najma.
Pembekalan ini diharapkan setiap sekolah bisa menyampaikan dan menerapkannya kepada para siswa sebagai penguatan pendidikan agama, amal usaha untuk agama dan umat.
Salah satu peserta diklat, Kepsek SD Muhammadiyah 9, Sukrowardi mengatakan, bimtek ini untuk menumbuhkembangkan ideologi Muhammadiyah agar berjalan sesuai dengan kajian dan keislaman Muhammadiyah. “Dengan ini tentunya kami guru-guru harus menyampaikan kepada anak didik sebagai kader pencetak kader da’wah yang berkualitas, “tutupnya. via