Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Penguatan Kapasitas Masyarakat Tangguh Bencana

by Mata Banua
29 April 2024
in Opini
0
D:\2024\April 2024\30 April 2024\8\8\Drs. Rinaldi Eka Putra, M.jpg
Drs. Rinaldi Eka Putra,. M.Si – M.Fedro Syafiola, S.Sos,. M.Sos (Dosen Sosiologi Kebencanaan Universitas Andalas)

 

Bencana alam merupakan ancaman yang tak dapat dihindari oleh masyarakat Indonesia, mengingat letak geografis negara kita yang berada di wilayah rawan bencana. Oleh karena itu, upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi sangat penting. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan pendidikan kebencanaan sebagai mata pelajaran muatan lokal sejak tingkat Sekolah Dasar (SD). Dengan memperkenalkan konsep dan pengetahuan tentang bencana sedini mungkin, generasi muda dapat tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang risiko dan mitigasi bencana.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Selain itu, peran aktif pemerintahan nagari dalam membentuk komunitas tangguh bencana juga sangat penting. Komunitas ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling berbagi informasi, melakukan pelatihan, dan membangun kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan adanya kerja sama yang erat antara pemerintah, sekolah, dan komunitas, upaya menuju masyarakat tangguh bencana dapat diwujudkan secara lebih efektif. Apalagi, kebetulan pada tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Bencana, yang semakin menegaskan pentingnya isu kebencanaan bagi masyarakat Indonesia.

Pendidikan kebencanaan sebagai muatan lokal di sekolah dan membentuk komunitas tangguh bencana di tingkat nagari, diharapkan masyarakat dapat memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi bencana. Pengenalan informasi tentang jenis-jenis bencana, tindakan mitigasi, hingga prosedur tanggap darurat menjadi materi penting yang perlu disampaikan secara berkelanjutan.

Selain itu, pelibatan masyarakat secara aktif dalam pelatihan dan simulasi bencana juga menjadi faktor krusial. Melalui kegiatan tersebut, masyarakat dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menghadapi situasi bencana, sehingga mereka dapat lebih siap dan tangguh ketika bencana benar-benar terjadi. Peran aktif komunitas tangguh bencana juga dapat membantu memperkuat jaringan koordinasi dan sistem peringatan dini di tingkat lokal.

Dengan adanya kerjasama yang sinergis antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana dapat diwujudkan secara lebih efektif. Pendidikan kebencanaan sejak dini dan pembentukan komunitas tangguh bencana di tingkat nagari merupakan langkah penting dalam mewujudkan masyarakat yang siap siaga dan resilien dalam menghadapi ancaman bencana alam.

Membangun masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana merupakan upaya yang melibatkan berbagai aspek, yaitu sosialisasi, literasi, edukasi, dan pendidikan kebencanaan. Sosialisasi memegang peranan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana di wilayah mereka. Melalui sosialisasi yang intensif dan terstruktur, masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat tentang jenis-jenis bencana yang mengancam, tindakan mitigasi yang dapat dilakukan, serta prosedur tanggap darurat yang harus diikuti.

Literasi kebencanaan juga menjadi faktor krusial dalam membangun masyarakat tangguh bencana. Dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengakses informasi terkait bencana, mereka dapat mengambil tindakan yang tepat ketika menghadapi situasi darurat. Literasi kebencanaan juga mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi sumber informasi yang terpercaya dan menganalisis risiko secara kritis.

Selanjutnya, edukasi dan pendidikan kebencanaan memegang peranan sentral dalam upaya membangun masyarakat tangguh bencana. Pendidikan kebencanaan sejak dini, baik melalui kurikulum formal di sekolah maupun program-program informal, dapat menanamkan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan pengetahuan kebencanaan. Generasi muda yang terdidik dalam bidang ini akan tumbuh menjadi masyarakat yang lebih siap siaga dan resilien dalam menghadapi ancaman bencana alam.

Pendidikan kebencanaan juga perlu mencakup pelatihan praktis dan simulasi untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat mengasah keterampilan seperti evakuasi, pertolongan pertama, dan pengelolaan pasca-bencana, sehingga mereka dapat lebih tangguh dan adaptif dalam menghadapi bencana.

Sosialisasi, literasi, edukasi, dan pendidikan kebencanaan, upaya membangun masyarakat tangguh bencana dapat dilakukan secara holistik dan berkelanjutan. Keterlibatan aktif pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan masyarakat yang siap siaga dan resilien dalam menghadapi ancaman bencana alam.

Upaya membangun masyarakat tangguh bencana melalui sosialisasi, literasi, edukasi, dan pendidikan kebencanaan menjadi semakin relevan dan penting mengingat peringatan Hari Bencana pada tanggal 26 April. Peringatan ini seharusnya menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu mengambil langkah-langkah konkret dengan meningkatkan anggaran dan program-program yang mendukung upaya membangun masyarakat tangguh bencana. Misalnya, dengan memperkuat kurikulum pendidikan kebencanaan di sekolah, mengadakan pelatihan dan simulasi bencana secara rutin, serta mempromosikan pembentukan komunitas-komunitas tangguh bencana di tingkat lokal.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai ketangguhan bencana. Masyarakat perlu didorong untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan implementasi program-program kebencanaan. Dengan demikian, upaya membangun masyarakat tangguh bencana dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal, serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

Pada akhirnya, membangun masyarakat tangguh bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan individu-individu di dalamnya. Dengan kerjasama yang erat dan komitmen yang kuat, kita dapat mewujudkan masyarakat yang siap siaga, resilien, dan mampu pulih dengan cepat ketika menghadapi bencana alam. Peringatan Hari Bencana seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk meningkatkan upaya dalam mencapai tujuan tersebut.

 

 

Tags: Drs. Rinaldi Eka PutraM.Fedro Syafiola
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA