Mata Banua Online
Minggu, Oktober 12, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Binwin, Solusi Stunting dan Kemiskinan?

by Mata Banua
22 April 2024
in Opini
0

(Oleh: Nor’alimah, S.Pd)

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama atau Kemenag akan mewajibkan bimbingan perkawinan sebagai syarat bagi calon pengantin untuk melangsungkan pernikahan. Keputusan itu didasarkan pada Surat Edaran Dirjen Bimas Islam No. 2 Tahun 2024 tentang Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin. Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi mengenai aturan tersebut hingga akhir Juli 2024. (Tempo.co, 30/03/2024)

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\10 Oktober 2025\8\Opini Jumat\Ruben Cornelius Siagian.jpg

80 Tahun Merdeka, Mengapa Nobel Masih Jauh dari Jangkauan?

9 Oktober 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

“Program MBG di Persimpangan: Antara Cita Mulia dan Realitas Lapangan”

9 Oktober 2025

Setelah periode sosialisasi berakhir, calon pengantin yang tidak mengikuti bimbingan perkawinan tidak akan bisa mencetak buku nikahnya hingga mengikuti bimbingan terlebih dahulu. Suryo meyakini, aturan ini sangat penting demi ketahanan keluarga di Indonesia. Beliau menambahkan, kebijakan ini juga merupakan langkah untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Langkah pemerintah untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya calon pengantin perlu dipertanyakan. Pada faktanya, stunting dan kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Penyebab utama stanting adalah malnutrisi dalam jangka Panjang. Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih dalam kandungan. Karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan.

Gizi yang tidak mencukupi pada anak, akan mengganggu pertumbuhannya. Ini juga dipengaruhi faktor ekonomi, karena ketidakmampuan seseorang sebab tidak memiliki uang. Bisa jadi karena keluarga tersebut tidak punya pekerjaan dan kalaupun ada, pendapatannya tidak cukup memenuhi kebutuhan.

Pengetahuan seorang ibu tentang bagaimana merawat anak dan menyediakan gizi yang seimbang juga diperlukan. Sehingga dapat menjaga tumbuh kembang anak. Sebaliknya ibu yang tidak punya pengetahuan dan pengalaman apa-apa, cenderung akan asal-asalan dalam menjaga buah hatinya.

Kemiskinan dan kondisi lingkungan yang kurang baik, secara tidak langsung dapat mengakibatkan risiko stunting. Sementara kemiskinan yang dapat memicu stunting dan keluarga tidak Sejahtera, bukan karena kurangnya edukasi. Tetapi kkarena penerapan sistem ekonomi kapitalis.

Kemiskinan telah menjadi problem sistemik, yang tidk mungkin diselesaikan secara individual. Oleh karena itu, bimbingan perkawinan saja tidak akan mungkin menyelesaikan persoalan stunting dan kesejahteraan. Dengan kondisi ini, penyebab stunting menjadi kompleks. Apalagi di tengah penerapan system kapitalisme hari ini, banyak program yang dicanangkan untung mengurai persoalan negara, namun seolah sekedar persoalan formalitas saja, tanpa menyentuh akar persoalan. Salah satunya bimbingan perkawinan. Alih-alih menyelesaikan masalah stunting dan kemiskinan, yang terjadi justru kewajiban ini membuat pasangan baru sulit mendapatkan buku nikah.

Saat ini banyak sekali persyaratan yang wajib dipenuhi oleh orang jika ingin mendaftar apa pun, termasuk ketika mau menikah, salah satunya bimwin tadi. Mereka akan berusaha memenuhi persyaratan tersebut agar tujuannya tercapai. Alhasil, banyak yang memenuhi persyaratan seperti ini hanya karena formalitas.

Fakta di lapangan, selain perkawinan oleh mempelai yang sudah siap, ada pula perkawinan yang terjadi karena terpaksa. Diantaranya akibat salah pergaulan, yang menyebabkan hamil di luar nikah. Akhirnya orang tuanya pun menikahkan, padahal bisa jadi mereka belum siap lahir batin untuk menikah.

Pada kondisi ini, efektivitas bimwin menjadi pertanyaan besar. Anak-anak yang tidak siap dengan kondisi dan konsekuensi dalam pernikahan tentu tidak akan mampu bertahan dalam bahtera rumah tangga. Terlebih lagi untuk merawat anak dan mencari pekerjaan agar bisa menghidupi anak dan istrinya.

Sulit rasanya berharap pada bimwin saja untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengatasi stunting. Karena bimwin hanyalah semacam bimbingan sebelum perkawinan yang berisi tentang para catin menyiapkan diri agar siap menjalani rumah tangga. Sedangkan persoalan yang terjadi pada keseharian berumah tangga, tidak semudah penyampaian teori.

Persoalan stunting dan masalah kesejahteraan terjadi akibat penerapan sistem kapitalisme. Seperti masalah pekerjaan yang susah diperoleh, kalaupun mereka mendapat pekerjaan, penghasilannya sering sekali mendapati penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jika tidak cukup, bagaimana mau memberikan perhatian kebutuhan gizi anak? Untuk memenuhi kebutuhan lainnya saja sulit.

Dalam pandangan Islam, siapa pun bisa menikah selama telah memenuhi persyaratan. Perempuan dan laki-laki sudah balig yang dipandang sudah mampu menjalankan berbagai macam kewajiban, termasuk pernikahan. Islam mewajibkan negara menyiapkan mereka sejak dini. Melalui penerapan sistem pendidikan Islam yang bertujuan membentuk pribadi berkepribadian Islam. Generasi yang berkepribadian Islam ini akan memahami hak dan kewajibannya sehingga setelah menikah mereka bisa menjalankan tugasnya masing-masing.

Negara juga akan menerapkan sistem ekonomi Islam. Berbagai kebijakan akan diterapkan, termasuk masalah standar pemenuhan kebutuhan. Menyediakaan lapangan pekerjaan dan gaji yang memadai sehingga setiap kepala keluarga, bisa menafkahi keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai kebutuhan, termasuk menjaga gizi anak-anak.

Dengan penerapan Islam yang sempurna inilah, kesejahteraan akan diperoleh setiap keluarga. Masalah stunting pun dapat teratasi secara menyeluruh, bukan parsial. Sebagaimana Solusi yang ditawarkan dalam sistem kapitalisme hari ini. Wallahu’alam

 

Tags: 'BinwinNor’alimah
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper