Jumat, Juli 4, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Acil Odah Gaungkan Program 8.000 HPK

Solusi Holistik Atasi Stunting

by Mata Banua
21 Maret 2024
in Banjarmasin, Kotaku
0

 

BANJARMASIN – Dalam rangka untuk lebih mempercepat penurunan stunting dan mengatasi masalah gizi buruk, Dinas Kesehatan Kalsel mengadakan pertemuan pemanfaatan teknologi digitalisasi program gizi dan sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting melalui Program 8.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Banjarmasin.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (bawah).jpg

Memburu Biang Kerok Kenaikan Harga Beras

3 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\5\hal 5\HM Yamin.jpg

Tak Lolos PPPK, Guru Honorer Diangkat Paruh Waktu

3 Juli 2025
Load More

Dalam sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Hj Raudatul Jannah melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Nurul Ahdani menegaskan bahwa gizi dan kesehatan remaja putri sebagai calon ibu di masa depan memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan stunting.

“Prevalensi stunting nasional berdasarkan studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencapai angka 21,6%, dengan Provinsi Kalimantan Selatan mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebanyak 5,4% dari 30% pada tahun 2021 menjadi 24,6% pada tahun 2022,” kata Acil Odah, sapaan akrab Hj Raudatul Jannah.

Menurutnya, angka tersebut masih perlu diperhatikan dan diciptakan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Program 1000 HPK sebagai upaya pencegahan stunting dinilai belum menghasilkan hasil yang maksimal.

“Oleh karena itu, diperlukan perluasan intervensi hingga 8000 HPK, dengan perhatian khusus pada kelompok 7.000 HPK selanjutnya. Apalagi Program 8.000 HPK difokuskan pada pemenuhan layanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, dan kelompok usia reproduksi,” ujarnya.

Untuk itu, Raudatul Jannah mengungkapkan melalui program 8000 HPK, remaja putri dan kelompok usia reproduksi perempuan sebagai calon ibu harus didorong untuk memperhatikan gizi dan kesehatannya secara serius.

Hal ini sangat penting untuk menghindari kelahiran anak dengan stunting di masa depan. Namun, hasil surveilans gizi melalui SIGIZITERPADU di Provinsi Kalsel menunjukkan bahwa cakupan remaja putri yang mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) masih rendah sebesar 55,91% dan remaja putri yang terindikasi anemia masih tinggi yaitu sebesar 34,25%.

“Pentingnya pencegahan stunting juga menjadi fokus kerja sama antara semua pemangku kepentingan dalam menangani masalah gizi di Indonesia,” ungkapnya.

Acil Odah juga berharap melalui perluasan intervensi hingga 8000 HPK, Kiranya seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan stunting dapat lebih efektif dan efisien dalam menangani permasalahan stunting sehingga target nasional penurunan stunting 14% dapat terwujud pada tahun 2024. adp

 

 

Tags: Dinas Kesehatan kalselHj Raudatul Jannahstunting
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA