
Keluhan batuk pada anak sebenarnya tak harus selalu diatasi dengan obat-obatan. Namun, ada kalanya kemunculan batuk pada anak menjadi pertanda dari masalah kesehatan yang lebih serius.
Orang tua sebenarnya tidak perlu merasa khawatir secara berlebih ketika anak mengalami batuk-batuk. Karena secara umum, batuk adalah sebuah mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan “benda asing” atau lendir berlebih dari saluran napas, agar tidak masuk terlalu dalam ke saluran pernapasan.
“Misalnya kita kemasukan bulu binatang, debu, asap, atau di saluran napas itu ada lendir yang berlebihan, maka tubuh secara otomatis mempunyai refleks untuk mengeluarkannya,” Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Rina Triasih MMed (Paed) PhD SpA(K) dalam media briefing yang digelar oleh IDAI pada Selasa (20/2/2024).
Menurut dr Rina, batuk seperti ini adalah “kawan” sehingga tidak perlu diberi obat. Kemunculan batuk seperti ini justru dapat memberikan perlindungan agar saluran napas bawah tidak mengalami gangguan.
Namun ada kalanya, batuk juga bisa menjadi “lawan” yang patut diwaspadai. Alasannya, kemunculan keluhan batuk juga bisa menjadi awal mula dari penyakit yang lebih serius.
“Sebagian besar (batuk) itu karena virus dan bisa sembuh sendiri, tapi sebagian kecil batuk pilek ini (bisa menjadi) awal mula dari penyakit yang lebih serius,” terang Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarso.
Lebih lanjut, dr Rina menyatakan bahwa ada tujuh tanda yang dapat mengisyaratkan bahwa keluhan batuk pada anak patut diwaspadai oleh orang tua dan diperiksakan ke dokter.
Berikut ini adalah ketujuh tanda tersebut.
1. Batuk disertai sesak atau napas cepat. Kondisi ini bisa terjadi karena kuman atau benda masuk sudah masuk sampai ke bagian alveolus atau kantung udara di paru-paru, sehingga memicu gangguan pertukaran oksigen dan karbon monoksida yang kemudian menyebabkan sesak napas. Kondisi ini kerap berkaitan dengan pneumonia atau radang paru.
2. Batuk darah. Kondisi ini sering kali berkaitan dengan tuberkulosis, walaupun terkadang bisa dipicu oleh penyebab lain.
3. Batuk lebih dari dua pekan. Menurut dr Rina, orang tua patut mewaspadai kemungkinan tuberkulosis atau asma bila anak mereka mengalami kondisi ini.
4. Batuk menggonggong atau batuk keras yang mengeluarkan suara seperti menggonggong. Batuk seperti ini merupakan gejala yang khas dari penyakit bernama croup. Penyakit croup lebih banyak ditemukan di negara-negara barat pada musim dingin, namun kasusnya juga ditemukan di Indonesia meski jarang.
5. Batuk yang disertai muntah dan terjadi berulang kali, hingga anak terlihat lemas. Namun, orang tua tidak perlu khawatir bila anak hanya sesekali mengalami muntah saat batuk, bila anak terlihat tetap aktif dan bahagia. Muntah yang sesekali terjadi dan tidak membuat anak lemas merupakan mekanisme normal untuk mengeluarkan dahak pada anak.
6. Batuk yang terjadi pada bayi dengan usia di bawah satu tahun. Pada kasus seperti ini, dr Rina menilai kemungkinan adanya kelainan bawaan harus dipertimbangkan.
7. Batuk yang disertai dengan membirunya warna bibir dan kuku anak. Menurut dr Rina, kondisi ini sudah sangat berat karena menandakan bahwa anak mengalami kekurangan oksigen. rep