
MARABAHAN-Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala (Sekda Batola), Kalimantan Selatan Zulkifli Yadi Noor menyebutkan, permasalahan stunting akan berdampak pada kemajuan pembangunan, jika tidak ditangani secara serius.
“Sumber daya banyak tapi tanpa memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya, maka tidak akan maju,” sebutnya, pada rapat koordinasi persiapan rembuk stunting tingkat kabupaten, di Marabahan.
Menurut dia, mnyongsong Indonesia emas pada tahun 2045, target mengentaskan angka stunting masih ada sebesar 5 (lima) persen.
Memaknai itu, Zulkipli Yadi Noor mengajak, anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk memerangi stunting,.
Dijelaskannya, anak stunting dan anak tidak stunting akan memiliki kemampuan otak berbeda.”Anak-anak stunting kemampuan otaknya beda dengan anak tidak stunting dan ini berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan generasi penerus untuk diwariskan kepada anak dan cucu kita akan datang,” katanya.
Dia juga mengakui, tidak gampang dalam menangani stunting, namun TPPS yakin dan optimis Batola bisa mengurangi maupun keluar dari permasalahan stunting terlebih adanya evaluasi rutin dilakukan.
Dalam pertemuan itu, Zulkipli juga memberikan arahan agar di setiap kecamatan harus ada evaluasi program capaian stunting.
Dia juga meminta, selama satu tahun dialokasikan minimal dua kali rapat koordinasi di kecamatan. “Kami berharap bapak ibu sekalian rapat koordinasi diisi terkait rebuk stunting yang isinya evaluasi secara terstruktur di kecamatan dan kepala desanya diundang,” pinta Ketua Tim TPPS Batola.
Pertemuan rembuk stunting tingkat kabupaten diikuti seluruh Camat itu membahas tentang Percepatan Penurunan Stunting.{[an/mb03]}