Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Regenerasi Petani Yang Terabaikan

by Mata Banua
15 Februari 2024
in Opini
0
D:\2024\Februari 2024\16 Februari 2024\8\8\abdurahman.jpg
Abdurrahman (Statistisi Ahli pada BPS Provinsi Kalimantan Selatan)

 

Prediksi ahli yang menyebutkan jumlah petani Indonesia akan terus menurun, terjawab sudah. Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mendapatkan jumlah usaha pertanian di Indonesia turun dibandingkan 10 tahun yang lalu. Pada tahun 2023 usaha pertanian di Indonesia sebanyak 29,36 juta unit usaha. Turun 7,42 persen dibandingkan tahun 2013 hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang sebanyak 31,71 juta unit usaha.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Penurunan jumlah petani ini sejalan dengan semakin menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada tahun 2013, pertanian menyumbang sekitar 13,36 persen terhadap total nilai tambah ekonomi, tetapi pada tahun 2022, angka ini turun menjadi 12,40 persen. Tampaknya, sektor pertanian bukan pilihan utama lapangan pekerjaan bagi penduduk Indonesia, terutama generasi milenial, yang jarang memiliki keinginan untuk menjadi petani.

Hal ini mengakibatkan fenomena penuaan demografi di sektor pertanian, dengan persentase pengelola usaha pertanian perorangan yang berumur 55 tahun ke atas meningkat dari 32,76 persen menjadi 39,35 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Sebaliknya, jumlah petani yang berumur di bawah 44 tahun semakin mengecil, dengan persentase menurun menjadi 33,56 persen dari sebelumnya 39,21 persen.

Akhirnya, sektor pertanian hanya mampu tumbuh rata-rata 3,62 persen per tahun di PDB Indonesia periode 2013-2022. Sementara sektor non-pertanian, terutama sektor kelompok jasa, mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi. Bahkan sektor informasi dan komunikasi tumbuh fantastis, 12,77 persen per tahun.

Kondisi ini menunjukkan pertukaran peran antara sektor pertanian dan sektor jasa dalam sepuluh tahun terakhir, dengan sektor jasa umumnya tumbuh di daerah perkotaan yang berdampak pada pengurangan lahan pertanian. Namun, sebagai negara agraris yang besar, Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian sebagai roda penggerak ekonomi, dengan potensi pengembangan pertanian yang luas.

Meskipun jumlah usaha pertanian menurun, jumlah rumah tangga yang mengusahakan pertanian masih meningkat. Hal ini merupakan kabar baik, terutama jika produktivitas tetap meningkat melalui modernisasi dan efisiensi, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Jepang. Indonesia berpeluang besar mengikuti jejak negara maju tersebut, terutama dengan penduduk usia produktif yang melimpah (baca: bonus demografi) dan generasi milenial yang melek teknologi.

Untuk menarik minat generasi milenial pada sektor pertanian, diperlukan upaya untuk memberikan akses kepada mereka terhadap tanah pertanian melalui skema sewa atau pinjam pakai, serta memberikan subsidi atau insentif untuk adopsi teknologi pertanian modern. Selain itu, kebijakan penting lainnya adalah memastikan kesejahteraan sosial bagi petani dengan menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan keterampilan pertanian. Dengan langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang kompetitif dan berkelanjutan di kalangan generasi muda.

Pertanian di Indonesia tak akan ditinggalkan begitu saja. Sebab produk pertanian selalu dibutuhkan oleh manusia di seluruh belahan dunia. Ini menjadi peluang besar karena pada dasarnya penduduk memerlukan bahan pangan untuk hidup. Mendorong regenerasi petani menjadi hal urgen. Jika terwujud, maka masa depan pertanian Indonesia akan semakin cerah menuju Indonesia Emas 2045. Semoga.

 

 

Tags: AbdurrahmanRegenerasi PetaniStatistisi Ahli
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA