BANJARMASIN – Dibangun sebagai salah satu ikon wisata di Banjarmasin, Patung Bekantan di kawasan Siring Tandean kini tak lagi terlihat menyeburkan air.
Patung yang dibangun dengan anggaran Rp 2,5 miliar dari APBD Tahun 2015 itu, awalnya mengeluarkan air mancur dari mulutnya ke arah Sungai Martapura. Namun, beberapa waktu belakangan ini, ikon patung Kota Seribu Sungai yang menjulang setinggi 6,5 meter ini, telah berhenti mengeluarkan air.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin Puryani mengungkapkan, tak lagi menyemburnya air dari patung itu, karena memang sang bekantan sedang ‘sakit’.
“Kita akui patung bekantan lagi `sakit’. Sudah sekitar setahun ini tidak menyemburkan udara,” ucap Puryani, Selasa (23/1), seperti dikutip jejakrekam.com.
Puryani mengaku, pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan pengecekan, dan ditemukan ada kerusakan, sehingga tak lagi bisa menyeburkan air. Di awal-awal, mesinnya kuat menyedot air. Tapi karena bercampur lumpur lalu mesinnya pun panas. Dan pipanya banyak mengendap. Akhirnya rusak total,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah melakukan tindakan perencanaan perbaikan. Baik perencanaan jangka pendek hingga perencanaan jangka panjang. “Rencana jangka pendeknya, yakni mengangkat mesin dan perpipaannya, lalu dilakukan pemasangan filter,” ujarnya.
“Supaya yang masuk itu murni air, tidak bercampur lumpur. Supaya mengurangi pengendapan. In syaa Allah, Maret nanti kita kerjakan,” sambungnya.
Diungkapkan Puryani, berdasarkan perhitungan dirinya sendiri perbaikan kemungkinan akan memakan biaya sekitar Rp 25 juta. “Tapi kalau dari konsultan bisa lebih Rp 100 juta sampai dibikin kolam,” ungkapnya.
Terkait rencana jangka panjang, pihaknya berencana untuk membuat kolam penampungan air. Sehingga air yang disedot oleh mesin dan mengalir di perpipaan sudah tersaring.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi patung bekantan sekarang. Karena sedari awal, keberadaan patung bekantan menjadi tujuan wisatawan. “Setiap orang datang ingin berswafoto. Tapi ternyata airnya tidak keluar. Makanya sejak saya masuk di Disbudporapar, patung bekantan harus jadi prioritas,” tekannya.