
BANJARMASIN – Dibangun dengan biaya Rp 4,2 miliar pada 2022 dan diresmikan pada Maret 2023, ternyata Museum Kayuh Baimbai belum juga dibuka untuk umum.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin Puryani memastikan jika pembenahan sudah beres, dan direncanakan Museum Kayuh Baimbai akan dibuka pada Februari 2024.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan kita buka untuk umum paling tidak pada bulan depan,” ucap Puryani kepada awak media di Banjarmasin, Selasa (9/1), seperti dikutip jejakrekam.com.
Menurut dia, dari rencana 400 koleksi yang akan mengisi Museum Kayuh Baimbai, sekarang sudah ada 100 benda bernilai bersejarah di antaranya yang dipajang di sana.
Diakui Puryani, memang masih ada, dilanjutkan beberapa koleksi yang belum bisa didapatkan pihaknya. Termasuk jejak arsip digital Kota Banjarmasin. “Sementara, kita sambil jalan. Bukan diam, tapi tetap kita benahi, seleksi dulu,” katanya.
Di samping itu, dirinya akan melakukan penambahan fasilitas. Seperti pagar dan beberapa utilitas pengalaman lainnya. Guna menambah koleksi Museum Kayuh Baimbai, Puryani menawarkan kepada masyarakat, apabila ada yang mau menitipkan koleksi benda-benda bernilai bersejarah di museum milik Pemkot Banjarmasin untuk dikelola.
“Nantinya, selama beroperasi akan digratiskan kepada masyarakat yang ingin berkunjung ke museum. Cuma masih proses, kita daftarkan ke (pemerintah) pusat. Kalau sudah terdaftar, insya Allah untuk pengelolaan dan bantuan akan dari pusat,” kata Puryani.
Saat ini, menurut Puryani, pihaknya masih melengkapi beberapa administrasi untuk mendaftarkan Museum Kayuh Baimbai ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kata Puryani, mulai dari kepala museum, hingga pejabat lainnya saat ini masih belum ada. Karena saat ini masih dalam proses menunggu surat Keputusan (SK) Walikota Banjarmasin.
“Kami juga tengah melakukan pembenahan sarana terkait penambahan jalur khusus bagi difabel. Mengingat saat ini belum tersedian jalur khusus di Museum Kayuh Baimbai. Kita benahi nanti kalau ada anggarannya, mungkin diajukan di anggaran perubahan (APBD 2024),” katanya.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengimbau kepada masyarakat, apabila memiliki benda-benda pusaka yang bernilai sejarah bisa saja dititipkan di Museum Kayuh Baimbai.
“Adapun terkait pembicaraan lebih lanjut, apakah nanti akan dititipkan saja atau diserahkan, ataupun ingin agar dibeli oleh Pemko Banjarmasin. Hal itu mungkin perlu pembicaraan dengan kurator kita,” jelasnya.
Mantan anggota DPRD Kalsel ini menginginkan agar Museum Kayuh Baimbai bisa memuat sejarah perkembangan Kota Banjarmasin. Dari awal berdiri hingga sekarang ini. Terkait dengan arsip digital Kota Banjarmasin yang akan dikerjasamakan, Ibnu Sina mengungkapkan akan memulai menindaklanjuti hal ini dari Museum Nasional terlebih dahulu.
“Baru kemudian kalau ada di museum-museum yang ada di Negeri Belanda. Kita tinggal membangun komunikasi, apa saja yang bisa diberikan kepada Kota Banjarmasin,” ungkapnya.
“Saya kira itu perlu perjuangan untuk mewujudkan itu mungkin perlu waktu 2 bahkan hingga 10 tahun,” tandas Ibnu Sina. jjr