Kamis, Agustus 21, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Akankah Terwujud Bahan Pangan Murah Untuk Rakyat

by Mata Banua
10 Januari 2024
in Opini
0

Oleh: Sriyati (Ibu Rumah Tangga di Batola)

Harga pangan di sejumlah daerah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kali ini, terpantau harga cabai rawit hingga gula pasir mengalami tren kenaikan.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Krisis Gaza (Pelaparan Sistemis) dan Momentum Kebangkitan Umat

20 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Wisata Gunung Kayangan: Pesona Alam Terbengkalai

20 Agustus 2025
Load More

Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga tiga jenis cabai sama-sama mengalami kenaikan. Rinciannya, cabai merah keriting dengan harga rata-rata Rp 69.150 per kilogram (kg). Lalu, Cabai Rawit Hijau dengan rata-rata Rp 68.000 per kg, dan Cabai Rawit Merah dengan rata-rata Rp 90.000 per kg.

Kemudian, yang mengalami tren kenaikan juga adalah gula pasir. Harga gula pasir dijual dengan rata-rata Rp 18.000 per kg. Sementara, gula pasir lokal Rp 16.500 per kg. Diketahui, pemerintah sebelumnya sudah menaikkan harga acuan pembelian (HAP) gula pasir dari Rp 14.000 menjadi Rp 16.000 per kg.

Tren kenaikan harga juga terlihat melalui Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Setiap bahan pahgan tercatat mengalami kenaikan dari sebelumnya.

Kenaikan harga pangan yang terus meroket ini membuat masyarakat resah dan mengeluh. Mereka merasa terbebani untuk memenuhi kebutuhan pokok yang akan dikonsumsi dan berpikir berkali-kali bagaimana agar terpenuhi kebutuhan dengan penghasilan yang pas-pasan. Pengeluaran yang besar akibat harga pangan yang mahal menjadikan kehidupan ibarat besar pasak dari pada tiang. Tak cukup masyarakat, kenaikan harga ini juga berimbas pada pedagang dan petani. Pedagang mengeluhkan daya beli masyarakat menurun, begitu juga petani yang resah dengan biaya produksi yang tinggi, karena mahalnya pestisida dan pupuk yang memaksa mereka menaikan harga hasil produksi pangan.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencari solusi namun tidak memberikan hasil, nyatanya harga bahan pangan tetap merangkak naik. Kebijakan impor yang menjadi jurus andalan pemerintah hanya memberikan solusi sesaat yang akan menambah masalah bukan menyelesaikan masalah. Impor dalam jangka panjang dapat merusak ketahanan pangan dan membahayakan kedaulatan pangan negara yang menjadikan negara kita bergantung pada impor dan akan menurunkan semangat petani dalam memproduksi bahan pangan. Dan karena ketergantungan itu harga bahan pangan tidak akan stabil, pengendalian harga dipegang oleh korporasi yang memiliki perusahaan besar yang mungkin menyulitkan untuk menciptakan harga bahan pangan menjadi terjangkau atau murah.

Semua ini tak lepas dari sistem yang diterapkan, sistem kapitalisme menjadikan tanggung jawab yang seharusnya dipikul oleh negara tapi malah diserahkan ke pihak swasta dan menjadikan negara hanya sebatas regulator. Hal ini jelas mempersulit rakyat, aturan yang dibuat pihak swasta pastinya berdasarkan keuntungan semata, mereka tidak peduli ada rakyat yang kelaparan karena tak bisa memenuhi kebutuhan pangan.

Negara memberi jalan kepada mafia pangan dalam menjalankan aksinya untuk meraup keuntungan yang banyak sehingga penguasa juga bisa merasakan hasilnya. Jadi seperti mimpi disiang bolong berharap harga bahan pangan murah untuk rakyat jika masih menerapkan sistem kapitalisme ini.

Sistem Islam adalah satu-satunya solusi yang dapat menyelesaikan masalah harga pangan ini. Dalam Islam, negara berperan penting dalam pengurusan rakyatnya. Negara adalah pelindung rakyat.

Rasullah Saw telah bersabda :

“ Imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat, dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya “ ( HR.Ahmad, Bukhari )

Karena nantinya pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang dipimpinnya, oleh karena itu jaminan terhadap kebutuhan pangan hanya akan ada jika Islam dijadikan sebagai asas dalam mengatur urusan umat, sebagaimana Kholifah Umar-bin Khatab melarang kebijakan import barang ketika memang kondisi negara masih mampu menyediakan bahan pangan, sementara jika kelebihan stok bahan pangan maka negara dibolehkan untuk melakukan eksport, ketika negara terpaksa mengimport bahan pangan tetap saja barang tersebut akan dijual atau bahkan diberikan secara gratis bagi rakyatnya, dari harta yang di simpan di baitul mall yang merupakan pos pemasukan Negara Islam. karena hal ini merupakan bentuk tanggung jawab pemimpin kepada rakyatnya.

Negaralah yang akan mengelola sumber daya alam, mulai dari proses produksi hingga distribusi dan hasilnya dapat dinikmati rakyat. Negara akan memfasilitasi kebutuhan pertanian. Kerjasama antara negara dan petani dengan memberikan benih dan pupuk secara murah serta gratis dapat menstabilkan harga pangan yang murah dan mudah dijangkau. Tidak ada korporasi yang bisa menguasai penyediaan bahan pangan. Negara menjamin ketersediaan bahan pangan tanpa harus mengimpornya. Mencegah adanya kecurangan yang bisa menyulitkan rakyat untuk mendapatkan haknya dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku mafia pangan.

Penguasa dalam Islam akan benar-benar memastikan dan menjamin kesejahteraan rakyatnya sesuai tuntutan syariat Islam. Bukan hanya mewujudkan ketersediaan bahan pangan, tapi juga menstabilkan harga dan keterjangkauan bahan pangan.

 

 

Tags: Bahan PanganIbu Rumah Tangga di BatolaSriyati
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA