JAKARTA – Menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2024, Indonesia dipastikan masih akan impor beras untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Presiden Jokowi mengakui bahwa Indonesia terpaksa harus impor beras. Pasalnya, produksi beras selalu menurun. “Yang kita harapkan adalah kita ini tidak ingin impor beras lagi, tapi itu dalam praktiknya sangat sulit karena produksi kita ini selalu tidak mencapai,” kata Jokowi dalam acara pembinaan petani se-provinsi Jawa Tengah di Banyumas, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jumlah penduduk Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, Indonesia bakal kembali impor beras pada tahun ini.
Dia menyatakan impor beras dilakukan untuk menjaga pasokan dan menstabilkan harga. Apalagi, musim panen diperkirakan mengalami kemunduran akibat fenomena El Nino.
“Kita bisa mengendalikan [harga beras] karena stok Bulog saat ini juga sangat baik akhir tahun kemarin masih di angka 1,4 juta ton dan ini akan masuk lagi untuk cadangan strategis agar betul-betul kita aman, karena memang panennya nanti akan mundur sedikit,” kata Jokowi usai menyidak Pasar Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Jokowi sebelumnya berjanji mewujudkan swasembada pangan. Pada periode pertamanya di 2014-2019, Jokowi mencanangkan program swasembada pangan khususnya untuk tiga jenis produk pertanian meliputi padi, jagung, dan kedelai (pajale) dalam kurun waktu 3 tahun.
Dari ketiga produk pertanian itu, swasembada beras dinilai yang paling mudah jika melihat dari besarnya ketergantungan impor. Namun, kenyataannya Indonesia berhasil mencapai swasembada hanya pada periode 2019-2021, sedangkan pada 2022 hingga saat ini Indonesia kembali impor beras.
Namun, 9 tahun sejak Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memimpin, janji tersebut sepertinya masih jauh dari yang diharapkan.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mengungkapkan bahwa produksi beras di 2023 mencapai 30,90 juta ton. Angka tersebut turun sebesar 2,05 persen atau setara 650.000 ton dibandingkan tahun lalu.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton pada 2024 guna memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).
Selain untuk memenuhi CBP, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan, impor beras 2 juta ton pada 2024 juga dilakukan untuk program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. “Jadi di 2024 sudah diputuskan 2 juta [ton impor beras],” kata Bayu. bisn/mb06