Selasa, Agustus 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Swasembada Beras Kandas

by Mata Banua
3 Januari 2024
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2024, Indonesia dipastikan masih akan impor beras untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Presiden Jokowi mengakui bahwa Indonesia terpaksa harus impor beras. Pasalnya, produksi beras selalu menurun. “Yang kita harapkan adalah kita ini tidak ingin impor beras lagi, tapi itu dalam praktiknya sangat sulit karena produksi kita ini selalu tidak mencapai,” kata Jokowi dalam acara pembinaan petani se-provinsi Jawa Tengah di Banyumas, Jawa Tengah.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\7\hal Ekonomi 19 Agustus) )\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Harga Emas Antam Turun Jadi Rp1.894.000

18 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Puluhan Ribu Ton Gula Petani Tak Terserap

18 Agustus 2025
Load More

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jumlah penduduk Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, Indonesia bakal kembali impor beras pada tahun ini.

Dia menyatakan impor beras dilakukan untuk menjaga pasokan dan menstabilkan harga. Apalagi, musim panen diperkirakan mengalami kemunduran akibat fenomena El Nino.

“Kita bisa mengendalikan [harga beras] karena stok Bulog saat ini juga sangat baik akhir tahun kemarin masih di angka 1,4 juta ton dan ini akan masuk lagi untuk cadangan strategis agar betul-betul kita aman, karena memang panennya nanti akan mundur sedikit,” kata Jokowi usai menyidak Pasar Purworejo, Kabu­paten Pur­worejo, Jawa Tengah.

Jokowi sebelumnya berjanji mewu­judkan swasembada pangan. Pada periode pertamanya di 2014-2019, Jokowi mencanangkan program swa­sembada pangan khususnya untuk tiga jenis produk pertanian meliputi padi, jagung, dan kedelai (pajale) dalam kurun waktu 3 tahun.

Dari ketiga produk pertanian itu, swasembada beras dinilai yang paling mudah jika melihat dari besarnya ketergantungan impor. Namun, kenyataan­nya Indonesia berhasil mencapai swasem­bada hanya pada periode 2019-2021, sedangkan pada 2022 hingga saat ini Indonesia kembali impor beras.

Namun, 9 tahun sejak Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memimpin, janji tersebut sepertinya masih jauh dari yang diharapkan.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mengungkapkan bahwa produksi beras di 2023 mencapai 30,90 juta ton. Angka tersebut turun sebesar 2,05 persen atau setara 650.000 ton dibanding­kan tahun lalu.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton pada 2024 guna memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).

Selain untuk memenuhi CBP, Di­rektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan, impor beras 2 juta ton pada 2024 juga dilakukan untuk program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. “Jadi di 2024 sudah diputuskan 2 juta [ton impor beras],” kata Bayu. bisn/mb06

 

Tags: Presiden Joko WidodoSwasembada Beras
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA