
RANTAU – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Raniansyah menyebutkan, program normalisasi sungai yang dilakukan Bidang Sumber Daya Air Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (SDA PUPR) setempat mampu mengurangi potensi banjir di beberapa wilayah.
“Sangat berdampak. Misalnya di wilayah Desa Tatakan tahun kemarin yang mau sungainya di normalisasi, hasilnya wilayah tersebut terhindar dari banjir,” ujarnya usai apel siaga bencana, Senin (4/12).
Ia mengatakan, program normalisasi sungai ini merupakan upaya nyata dari pemerintah daerah terutama untuk penanganan banjir, yang berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat.
“Untuk Desa Tatakan tak banjir lagi. Yang jadi masalah, di wilayah desa lain yang masyarakat tak mau sungainya di normalisasi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Tapin Mulkan mengatakan, sepanjang 2023 sudah ratusan proyek normalisasi yang dikerjakan, sebagai upaya mitigasi banjir dan memperlancar mobilitas transportasi air di kawasan hidrologis Sungai Barito Candi Laras Selatan dan Utara. “Pada anggaran murni Rp 95 miliar, dan anggaran perubahan ada Rp 120 miliar,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, anggaran murni 2023 sebesar Rp 95 miliar sekitar 50 persen digunakan untuk normalisasi sungai. Sisanya untuk proyek lain, yakni irigasi, tabat bendung, hingga tebing sungai.
Sedangkan, anggaran perubahan 2023 senilai Rp 120 miliar sekitar 75 persen digunakan untuk normalisasi sungai.
“Fokusnya paling banyak sungai di wilayah kecamatan Candi Laras Utara dan Selatan. Sungai lain di Tapin juga dilakukan normalisasi, dilakukan secara bergulir,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemkab Tapin menggalakkan proyek normalisasi sungai ini setiap tahun karena ada pendangkalan hingga penyempitan sungai-sungai. “Paling banyak pendangkalan sungai akibat lumpur,” pungkasnya. ant