Mata Banua Online
Rabu, November 5, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Bahaya Menggoreng Makanan Menggunakan Minyak Jelantah

by Mata Banua
29 Oktober 2023
in Mozaik
0
D:\2023\Oktober 2023\29 Oktober 2023\11\Halaman 1-11 Senin\bahaya.jpg
(foto:mb/web)

 

JAJANAN kaki lima terkadang terlihat sangat lezat sehingga membuat sebagian orang merasa tergiur. Aromanya yang harum dan menggugah selera, sering kali membuat masyarakat juga tertarik untuk mencicipinya.

Berita Lainnya

D:\2025\November 2025\4 November 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\8 makanan.jpg

8 Makanan Paling Tinggi Serat, Pencernaan Lancar dan BB Turun

4 November 2025
D:\2025\November 2025\4 November 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\8 kebiasaan.jpg

8 Kebiasaan Pemicu Diabetes, Ada yang Sering Dianggap Sehat

4 November 2025

Namun tahukan Anda sebagian pedagang mungkin tidak memperhatikan kondisi minyak goreng yang digunakannya?

Terkadang para pedagang tersebut menggunakan minyak yang berwarna hitam hingga disebut seperti minyak oli, karena saking pekatnya. Menurut Dokter Specialis Kecantikan sekaligus Healthy Educator, dr Nadia Alaydrus mengatakan terlalu sering mengkonsumsi makanan yang berasal dari minyak jelantah tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan.

“Karena kalau minyaknya itu gorengnya udah sampai hitam kayak tadi itu tuh banyak banget resikonya,” kata dr Nadia, dikutip dalam akun TikToknya @nadialaydrus, Kamis (26/10/2023).

Menurut dr Nadia resiko yang mungkin akan didapatkan dari minyak tersebut adalah terinfeksi bakteri. Sebab, mengingat minyak tersebut sudah sering dipakai, menjadikan minyak itu tempat sarang bakteri, salah satunya clostridium botulinum atau bisa menyebabkan penyakit botulisme.

Selanjutnya risiko kedua yang timbul adalah kanker. Karena minyak jelantah itu bisa jadi sumber radikal bebas, yang kemudian radikal bebas itu akan masuk ke dalam tubuh, maka dia juga akan menyerang sel-sel tubuh dan menjadi karsinogen atau penyebab kanker.

Selain itu, obesitas juga dapat terjadi karena didalam minyak jelantah memiliki kandungan kolestrol yang dapat meningkatkan lemak trans. Sehingga dalam tubuh juga akan meningkat yang kemudian menjadi sumbatan atau plak di pembuluh darah, sehingga hal itu juga yang dapat meningkatkan resiko sakit jantung dan stroke.

Meskipun kabarnya para pedagang mungkin mengganti minyaknya dalam kurun waktu dua hari sekali, akan tetapi hal itu tidak menjamin kalau minyak tersebut masih layak untuk dipakai.

Karena walaupun alasan para pedagang ingin membuat cita rasa pada makanannya tersebut menjadi crispy, ada cara lain yang dapat dilakukan selain harus menggunakan minyak itu terus menerus hingga berubah warna.

“Nah tapi ada tuh chef yang stitch juga video ini katanya itu tuh sebenarnya juga minyaknya udah gak layak pakai, dan menurut chef itu sebenarnya kalau mau buat makanan crispy dia itu ada cara tertentu supaya minyaknya gak jadi kayak gini,” ucap dr Nadia.okz

 

 

Tags: botulismeclostridium botulinumminyak jelantah
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper