
BANJARMASIN – Tiga lokasi menjadi sasaran Program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) untuk revitalisasi sungai di perkotaan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin memiliki tugas untuk program ini yakni membebaskan sejumlah bangunan di sekitar lokasi sasaran.
Diungkapkan Kepala Bidang Sungai (Kabid) Dinas PUPR Banjarmsdin, Hizbul Wathony, pihaknya melakukan pembayaran pembebasan lahan di antaranya Sungai Bilu, Sungai Gardu, Sungai Pekapuran dan Sungai Veteran.
“Tetapi pembebasan lahan yang sudah dibayarkan baru di kawasan Sungai Bilu dan Sungai Gardu,” katanya. Dia menjelaskan, untuk dua kawasan tersebut, pihaknya telah mengeluarkan anggaran Rp 10 miliar.
Pembayaran selanjutnya dilakukan pada 2024 sekitar Rp 20 miliar di kawasan Sungai Pekapuran, Sungai Guring, serta Sungai Veteran.
Khusus untuk Sungai Veteran ada beberapa bangunan penting yang terkena dampak normalisasi tersebut. “Seperti Pasar Kuripan dan Halaman D’master hingga belakang Taher Square atau Klenteng Soetji Nurani,” ujar Thony –panggilan akrabnya.
Namun, pembebasan di kawasan tersebut tidak secara keseluruhan sesuai kebutuhan untuk pelebaran sungai. Terkait pembebasan lahan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak yang terdampak.
“Untuk Pasar Kuripan sudah kita koordinasikan dengan dinas terkait. Sementara D’master sudah deal. Cuman belum dilakukan pembayaran,” ungkapnya.
Thony menjelaskan, total anggaran keseluruhan pembebasan lahan untuk normalisasi sungai dalam penanggulangan bencana banjir pada sejumlah titik itu sekitar Rp 40 miliar.
“Selain pembebasan lahan itu, akan dibangun rumah pompa dan pintu air di tahun 2024 mendatang di tiga titik yakni di muara Sungai Pekapuran, muara Sungai Bilu dan muara Sungai Gardu yang langsung berhubungan ke Sungai Martapura.
“Nanti pada tiga lokasi itu bisa kelihatan, paling tidak pengaturan air di jalan kota bisa maksimal,” kata Thony. via