Minggu, Juli 20, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sekulerisme Merusak Fungsi Keluarga

by matabanua
19 Oktober 2023
in Opini
0

Oleh: Mastika wati.SE

Keluarga memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia. Sejak seseorang lahir ke dunia ini, maka keluargalah menjadi tempat pijakannya yang pertama.Dari keluarga, sang anak mendapatkan pendidikan dan kesiapan untuk kemudian bisa terjun di lingkungannya. Bahkan dari keluarga juga, anak mendapatkan pendidikan agama, baik itu penanaman akhlak, ibadah, dan sebagainya.Dengan begitu, antar anggota keluarga sudah seharusnya untuk saling menjaga agar tidak ada salah satu yang terjerumus ke dalam lubang dosa. Caranya yakni dengan memberikan pendidikan agama. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya sebagai berikut:

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Pentingnya Guru Terlatih Bimbingan Konseling

17 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\foto opini 1.jpg

Menjamin Kualitas Pangan dari Negara

17 Juli 2025
Load More

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).

Keluarga merupakan fondasi awal pergerakan hidup seseorang. Sebuah keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama (madrasatul ula) dalam membentuk karakter (character building) setiap orang. Sebab itu, keberadaan keluarga sangat urgen untuk melahirkan generasi berkualitas di masa depan. Banyak kesuksesan dan kebaikan lahir dari keluarga yang taat, sebaliknya banyak problematika sosial terjadi disebabkan ruh keluarga yang hilang.

Mirisnya, fakta potret keluarga hari ini masih  banyak yang jauh dari kerukunan dan keharmonisan antar anggota keluarga. Seperti salah satu kasus kekerasan dalam rumah tangga yang ramai baru baru ini.

Seorang anak berusia 13 tahun di Subang Jawa Barat dibunuh oleh ibu, kakek dan pamannya sendiri. Kemudian jenazah korban dibuang di saluran irigasi pinggir sungai dengan kondisi berlumuran darah dan tangan terikat ke belakang. Sebelum tewas, korban terlebih dahulu dianiaya oleh sang ibu. Selain di Subang, Sebelumnya juga ada diberitakan ayah bernama Muhammad Sholeh Ika Saputra membunuh anaknya yang baru berusia tiga bulan, Mazaya Keyra El Naura, pada Mei 2023. Dia mengaku membunuh anaknya karena rewel dan terus menangis.

“Karena anak bayi tersebut selama berada di rumah, rewel, nangis sehingga ayah si anak kesal dan marah sehingga melakukan perbuatan tadi yaitu membekap sampai tidak bernyawa,” kata Kapolresta Pati, Kombes Andhika Batu Adhittama saat konferensi pers, Rabu (3/5/2023)( https://apps.detik.com/detik/)

Selain dua pelaku diatas, masih ada lagi fakta Muhammad Qo’ad Af’aul Kirom (29) di Gresik, Jawa Timur tega membunuh anak kandungnya sendiri yang masih berusia 9 tahun berinisial AK alias Z. Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar (SD) ditemukan tewas bersimbah darah pada Sabtu (29/4/2023) pukul 04.30 WIB.

Kekerasan adalah tindakan yang membawa kekuatan yang mengakibatkan kesakitan, kesakitan yang dimaksud adalah dalam aspek fisik, mental, sosial dan ekonomi. Yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain maupun lingkungan.

Sehingga jelaslah bahwa kekerasan adalah suatu bentuk kejatahan yang bertentangan dengann hukum yang berlaku. Tentunya problematika ini tidak lepas dari peran sistem yang diterapkan saat ini. Sekulerisme kapitalisme berperan besar dalam mengakibatkan berbagai masalah, bahkan sampai merusak fungsi keluarga. Sistem negara yang ditata dengan aturan kapitalisme sekuler dan demokrasi liberal, membuat kebahagiaan keluarga dalam semu.

Hal itu karena kebahagiaan hanya diukur dengan pencapaian materi dan itu pun tidak merata. Fungsi keluarga menjadi lemah dan berdampak pada kerapuhannya. Hal Ini disebabkan oleh fungsi negara sebagai daya dukung ketahanan keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Islam tentu tidak akan membiarkan sistem Kapitalisme yang rusak itu mengatur kehidupan umat manusia. Karena ketidaksesuaiannya dengan fitrah manusia dan hanya berasaskan manfaat belaka. Manfaat menjadi ukuran bagi setiap perbuatannya. Oleh karena itu, manfaat merupakan dasar tegaknya sistem kapitalisme. Kehidupan di dalamnya semata-mata menggambarkan sebuah kebahagiaan dan kenikmatan jasmani. Semakin banyak nilai materi dan manfaat yang didapat, maka kebahagiaan dan kepuasan baru bisa dirasakan. Sedangkan kebahagiaan menurut Islam adalah mendapatkan ridha Allah SWT.

Sebab, pemuasan kebutuhan manusia baik yang bersifat jasmani maupun naluri, merupakan sarana mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, akan tetapi tidak menjamin adanya kebahagiaan. Inilah dampak dari sistem yang ditetapkan saat ini yaitu sekularisme kapitalisme.

Dimana agama dipisahkan dari kehidupan, sehingga banyak berbagai masalah yang timbul, bahkan sampai merusak fungsi keluarga. Keluarga yang seharusnya memberikan perlindungan rasa aman, nyaman terhadap anak-anak.

Justru malah sebaliknya, menjadi tempat yang menakutkan sehingga anak tidak betah tinggal didalam rumah. Lain halnya apabila diterapkan sistem Islam. Dimana Islam adalah agama yang di ridhoi Allah, telah memberikan berbagai solusi umat manusia dalam menjalani kehidupan. Dari dulu sampai sekarang. Mulai urusan rumah tangga, ekonomi, muamalah, hukum sampai politik.

Rasulullah SAW sebagai kepala rumah tangga dan juga kepala negara tidak pernah menjauhkan Islam dalam memutuskan suatu perkara. Allah telah menyampaikan di dalam Al-quran, serta hadist sebagai pelengkapnya. Untuk menyelesaikan masalah di atas, maka perlu adanya pembekalan keimanan, menguatkan akidah yaitu bersandar hanya

Tags: kepada Allah SWT. Sehingga apapun masalah yang dihadapiMastika Watimereka akan kembali kepada Islam. Wallahu’alam bishawab Sekulerisme
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA