Oleh : Laila Yusrina, A.Md (Pemerhati Sosial dan Masyarakat)
Seorang suami berinisial N (25 tahun) tega membunuh istrinya M (24) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.
Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna Wati mengatakan, N membunuh istrinya karena kesal ketika ditanya masalah uang belanja. “Sebelum melakukan pembunuhan, pelaku dan korban sempat cekcok masalah ekonomi,” kata Rusna di Mapolsek Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Selasa (13/9/2023).
Dan N secara sadis menghabisi istrinya di rumah kontrakan ketika ada dua anaknya. (news.republika.co.id, 12/9/2023).
Selain itu ada juga kejadian di kota Singkawang, Kalimantan Barat, seorang suami tega menusuk istrinya, NSL karena tak terima digugat cerai. Setelah ditusuk oleh sang suami, NSL pun dinyatakan meninggal dunia.
Peristiwa tersebut terjadi di rumah mereka di Jalan Gunung Besi Lirang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada Kamis (7/9/2023) 7 September 2023. (kompas.com, 16/09/2023).
Kehidupan sekarang, hari semakin hari terasa sulit. Harga barang-barang naik, lapangan pekerjaan semakin sulit namun tidak dibarengi dengan keimanan yang semakin meningkat dalam menghadapi semua kondisi ini. Akhirnya penyelesaian semua masalah ini pun berakhir tragis bahkan sadis.
Penerapan Sistem Yang Salah
Sudah banyak kasus-kasus kejahatan yang terjadi dinegeri ini. Hari semakin hari kita dengar, bahkan sampai pada perbuatan yang sadis dan lebih menyedihkannya para korban adalah orang-orang terdekat mereka.
Menurut Dr Andian Parlindungan MA penggiat dakwah dan pemerhati pendidikan saat ditemui awak media di kantor DPP PAN, pada Selasa (7/2/2023). “Bahwa masalah-masalah yang terkait dengan kejahatan dan asusila yang marak akhir-akhir ini hendaknya tidak hanya dicarikan solusi sesaat, seperti ‘ada api carikan air’, tapi juga harus diperhatikan berbagai aspek fundamental penyebab kejahatan tersebut muncul,” ujar dia.
Beliau juga menambahkan, faktor ekonomi atau kemiskinan bisa menjadi penyebab timbulnya kejahatan.
Faktor lain yang harus dijadikan perhatian adalah menguatkan peran agama karena agama memiliki peran penting dalam membentuk pribadi penganutnya,” ujarnya.
“Dan yang terakhir adalah peran keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena keluargalah ‘madrasah kehidupan’ yang sesungguhnya,” ucap Andian. (republika.co.id, 8/2/2023).
Namun semua itu akan terasa sulit diterapkan dalam kehidupan saat ini jika sistem yang digunakan masih sistem sekularisme-kapitalisme. Karena sistem ini mengajarkan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme) dan tujuan hidup yang dicari adalah materi semata (kapitalisme).
Sistem ini menjadikan orang-orang yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Ditambah kebijakan pemerintah yang berpihak kepada pemilik modal sehingga untuk pelayanan kepada rakyat, masih setengah-setengah termasuk dalam penyediaan lapangan pekerjaan.
Agama dijauhkan dari kehidupan. Sehingga keimanan seseorang semakin jauh. Kehidupan semakin sempit dan akhirnya berpengaruh terhadap akhlak seseorang, yang menjadikannya semakin buruk.
Pondasi keluarga juga semakin rapuh, karena masing-masing anggota keluarga orientasinya hanya mengejar materi dan kesenangan dunia semata.
Inilah gambaran sistem sekularisme-kapitalisme sekarang. Penerapan sistem yang salah dan rusak ini lah yang akhirnya melahirkan banyaknya tindakan kejahatan dan individu yang sadis.
Islam Solusi Yang Paling Tepat Dan Sempurna
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik ekonomi, pendidikan, pergaulan, hukum politik bahkan dalam pemerintahan pun ada pengaturannya di dalam Islam.
Sungguh, Allah mengecam berat terhadap orang-orang yang beragama secara parsial. Allah SWT berfirman yang artinya :
“Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (TQS.Al-Baqarah: 85).
Di dalam sistem Islam akan melahirkan individu-individu yang beriman dan bertaqwa. Karena pondasi dasar penerapan sistem Islam, baik individu nya, masyarakat bahkan negara adalah Aqidah Islam. Dimana dengan Aqidah ini, tertanam dalam diri bahwa hidup adalah untuk meraih ridha Allah dan setiap aktifitas akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah di akhirat nanti, sehingga seluruh aktifitasnya selalu dalam kebaikan dan ketaatan.
Dalam sistem ekonominya, Islam juga mengajarkan bahwa para penguasa, turut membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi kepala keluarga yang kesusahan. Para penguasanya pun amanah, sehingga tidak akan membiarkan rakyatnya dalam kondisi kesusahan.
Islam mengajarkan bahwa tujuan hidup seorang muslim adalah meraih ridha Allah sehingga pondasi dalam sebuah keluarga menjadi penuh dengan keimanan dan ketaqwaan. Kehidupan dalam keluarga pun akan mudah terwujud keluarga yang samara (sakinah, mawaddah wa rahmah).
Semua ini akan mudah penerapannya, jika dalam sebuah negara yaitu Khilafah (kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia). Dengan Khilafah akan terciptalah suasana yang tentram dan damai, tindakan kejahatan pun sedikit atau hampir tidak ada, karena sanksi yang diberikan sifatnya memberikan efek jera dan penebus dosa bagi para pelaku. Sehingga hampir tidak ada individu-individu yang berbuat sadis seperti kasus-kasus sekarang.