Kamis, Agustus 21, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Maulid Nabi: Meneladani Akhlak Rasulullah

by matabanua
24 September 2023
in Opini
0
D:\2023\September 2023\25 September 2023\8\8\8\Salman Akif Faylasuf.jpg
Salman Akif Faylasuf (Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.)

Hakikatnya, menjadi pribadi muslim yang baik tentunya harus senantiasa dihiasi dengan akhlak-akhlak yang mulia. Meneladani akhlak Rasulullah Saw. sudah menjadi kebiasaan dalam keseharianya baik dalam interaksi antar manusia maupun dengan makhluk lainya. Namun, fenomena di zaman ini malah memperburuk citra seorang muslim, banyak di antaranya yang mengaku muslim akan tetapi perilaku dalam keseharianya tidak mencerminkan seorang muslim (tidak berakhlak).

Saling mencela sesama muslim sudah banyak terjadi bahkan yang lebih ironisnya sampai timbul kericuhan hingga saling membunuh satu sama lain. Kemaksiatan yang dilakukan pun merupakan hal yang dianggap biasa bahkan dijadikan kebiasaan dalam keseharianya. Tidak hanya itu, sebagian yang menyaksikan menganggap kemaksiatan yang dilakukan merupakan sesuatu hal yang lumrah. Sungguh naif. Mereka hidup tak ubahnya seperti binatang buas.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Krisis Gaza (Pelaparan Sistemis) dan Momentum Kebangkitan Umat

20 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Wisata Gunung Kayangan: Pesona Alam Terbengkalai

20 Agustus 2025
Load More

Lalu apa itu akhlak?

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Ada banyak pengertian mengenai akhlak, di antaranya akhlak menurut Al-Ghazali adalah sesuatu yang menetap dalam jiwa dan muncul dalam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Kata Al-Ghazali:

Artinya: “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).”

Itu artinya, akhlak bukan merupakan perbuatan akan tetapi akhlak merupakan sesuatu yang bersifat kejiwaan. Maksudnya, akhlak itu sebenarnya tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata, akan tetapi adanya akhlak dapat dibuktikan dengan perilaku dan tindakan yang dilakukan.

Konsep akhlak Rasulullah Saw. dalam Islam dapat dipahami berdasarkan hadis. Hadis adalah apapun yang berasal dari Nabi Muhammad Saw., baik yang tersebar di dalam kitab-kitab hadis maupun teraktualisasi di masyarakat, yang dikenal dengan istilah sunnah. Aisyah Ra, salah seorang istri Rasulullah Saw. menceritakan bahwa akhlak Rasulullah Saw. adalah al-Qur’an. Hal ini ketika Hisyam bin Amir bertanya kepadanya tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab: “Akhlak Nabi Saw. adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim).

Begitu pentingnya akhlak mulia sehingga Nabi Muhammad Saw. pernah menyampaikan bahwa tujuan beliau diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah). Bahkan, Nabi Muhammad Saw. adalah sosok manusia yang sempurna akhlaknya. Sebab, dalam dirinya terkumpul semua sifat kemuliaan. Ini sebagaimana yang sudah termaktub dalam al-Quran surah Al-Qalam ayat: 4.

Meneladani Akhlak Kanjeng Nabi

Kita sudah tahu, dalam memulai dakwah, Nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir Quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal. Tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan.

Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Rasulullah Saw. untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.

Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak, Rasulullah Saw. mengalami kesedihan yang mendalam yaitu, wafatnya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu, Khadijah binti Khuwailid. Sehingga Allah menghibur hati baginda Rasulullah Saw. dengan terjadinya Isra’ dan Mi’raj-nya Rasulullah Saw.

Diriwayatkan, pada suatu malam ketika Rasulullah Saw. ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Rasulullah Saw. dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Rasulullah tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah Swt. Pada malam itu juga, Rasulullah Saw. kembali kenegeri Mekkah.

Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dinamakan Isra, dan dinaikkannya Rasulullah saw dari Masjidil Aqsa ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Rasulullah mengalami kesedihan.

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.

Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Rasulullah Saw. untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan permusauhan suku Aus dan Khazraj.

Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang Aus serta seorang wanita menemui Rasulullah Saw di tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar (kesetiaan). Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”.

Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Rasulullah saw dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Rasulullah Saw. istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini, Nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah.

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut Rasulullah saw dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya).

Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah.

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Rasulullah Saw. resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah.

Rasulullah mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja.

Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, Rasulullah saw sebagai kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diizinkan berperang dangan dua alasan:Pertama, untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan kedua, menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Rasulullah Saw. sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.

Hingga akhirnya, pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Rasulullah Saw. menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud dan peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.

Syahdan, dari sini kita tahu, bahwa secara ringkas, kisah-kisah di atas menggambarkan batapa mulianya akhlak Rasulullah Saw. dan begitu sabar dalam mengahadapi segala permasalah hidup. Inilah yang seharusnya dijadikan teladan. Bukan hanya itu, Rasulullah Saw. selalu bersikap sopan dalam bertutur kata, jujur, tidak pernah berdusta serta berbudi pekerti dan beliau memiliki perilaku yang terpuji terhadap siapa saja dan perkerja keras.

Karena itu, tidak mengherankan jika didalam al-Qur’an beliau disebut sebagai manusia paling berakhlak. Akhlak dan sifat Rasulullah saw. yang mendasar dapat diteladani yaitu jujur, ihklas, sabar, amanah,cerdas dan sopan santun. Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21. Wallahu a’lam bisshawaab.

 

 

Tags: Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo SitubondoMaulid NabiSalman Akif Faylasuf
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA