Minggu, Agustus 24, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Kimia Dapat Meningkatkan Peserta didik Yang Inovatif dan Kolaboratif

by matabanua
2 Agustus 2023
in Opini
0

Oleh: Hayyin Naurotul ‘Alya (Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Pembelajaran yang optimal dapat diwujudkan dengan memodifikasi sebagian sistem pendidikan, serta menyeimbangkan minat yang dimiliki para siswa tetapi tidak melepaskan teknologi dan perkembangan globalisasi, semakin kesini para siswa ditantang dengan adanya globalisasi, maka peran sistem pendidikan di Indonesia ini memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa agar tercapai tujuan belajar mengajar. Pendidikan merupakan strategi mendasar yang harus diperhatikan secara serius oleh suatu bangsa, karena menjadikan pelajar yang inovatif, kolaboratif sama halnya menumbuhkan cikal bakal kemajuan negeri ini, ada juga yang mengatakan bahwa pendidikan adalah aspek penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Artikel Lainnya

Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kebijakan Pemblokiran Rekening Dormant, Solusi Ambigu Salah Sasaran

21 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

PR Kita Setelah Merdeka

21 Agustus 2025
Load More

Dengan demikian di Indonesia sendiri memiliki sistem tersendiri dalam memperhatikan pendidikan, salah satunya adalah mengaplikasikan dan mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi pada tahun 2004, KTSP pada tahun 2006, hingga kurikulum 2013 dan akhir-akhir ini sebagian lembaga pendidikan juga menerapkan sistem kurikulum merdeka. Kurikulum 2013 atau K13 adalah kurikulum pengganti KTSP yang dikenal dengan 2006, adapun tanggapan dari berbagai pelaku pendidikan baik tenaga pengajar maupun peserta didik mengenai K13 adalah memperbaiki sistem pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), ada juga yang beranggapan bahwa penerapan K13 ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, sehingga adanya perombakan dari kurikulum yang berlaku. Secara tidak sadar, anggapan inilah yang menimbulkan sikap apriori dan penolakan secara psikologis terhadap perubahan kurikulum.

Tanpa disadari dengan adanya tuntutan zaman, semua jenjang pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menegah atas, mengalami fenomena kurikulum tersebut karena tidak dapat dihindari seiring dengan berkembangnya globalisasi yang menyebabkan kebutuahan yang dibutuhkan pada dinamika pengetahuan manusia tersebut. K13 diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan diseluruh jenjang, yang dinilai dari kebijakan ini adalah kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tahap pelaksaan berfokus pada kegiatan siswa melalui proses ilmiah sehingga terjadilah kompetensi pengetahuan siswa dan mampu menumbuhkan generasi yang lebih baik dan terampil.

Sehingga pada praktik pendidikan ini upaya pemerintahan untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas juga diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia dengan memperlakukan kembali K13 secara nasional dan menyeluruh dimulai tahun ajaran 2017. Dengan diterapkan K13 diharapkan dapat menghasilkan Indonesia generasi yang kreatif, produktif, mandiri, komunikatif serta kolaboratif melalui sikap, keterampilan, integrasi dan pengetahuan yang telah implementasikan dari K13 tersebut.

K13 dalam pembelajaran kimia dirangcang untuk menerapkan sikap keterampilan peserta didik baik itu pengetahuan hingga keterampilan ilmiah, membuat kajian yang berhubungan dengan praktikum seperti membuat sabun, pasta gigi hingga inovasi baru dalam pengembangan bahan alam disekitarnya, mereka akan dibebankan dengan kemandirian dan dituntun untuk selalu berinovasi yang nantinya diharapkan mampu bersaing dan berkolaborasi hingga tingkat internasional. Dengan demikian para peserta didik dapat diakui karena dapat mengoptimalkan eksistensi yang dimiliki oleh dirinya, karena idealnya pembelajaran kimia dilaksananakan sesuai dengan pembelajaran sains yang menekankan proses penelitian, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan mengamati benda yang ada disekitar, K13 ini akan membangun pembelajan yang aktif, dan menambahkan pengetahuan bagi siswa dalam memecahkan masalah atau problematika, karena sejatinya pembelajaran sains memiliki lima dimensi yaitu; objek, proses, sikap, aplikasi, dan kreativitas.

 

 

Tags: Hayyin NaurotulImplementasi Kurikulum 2013Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA