
AMUNTAI – Kapolres HSU AKBP Moch Isharyadi F meminta kepada seluruh personelnya agar memperhatikan wilayah kerja masing-masing di polsek, terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah hukum setempat.
“Karena semua anggota berkewajiban untuk apel pagi dan siang untuk mengecek kesiapan anggota Polres HSU,” katanya, Senin (31/7).
Dalam apel tersebut, ia menekankan masalah karhutla agar terus di pantau dan dilakukan pencegahan serta penanggulangannya.
“Kepada seluruh kapolsek saya berharap agar permasalahan karhutla yang ada di masing-masing wilayah menjadi perhatian pertama untuk penanganannya,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada seluruh anggota untuk bekerja sama dengan stakeholder, bhabinkamtibmas, bhabinsa, serta masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi bencana karhutla.
Sementara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), kepala BPBD setempat Kusairi mengungkapkan ada sekitar tujuh kecamatan yang terdampak karhutla.
“Untuk jumlah total luasan belum bisa kita pastikan, tapi untuk titik api dalam minggu ini ada di Kecamatan Daha Barat, Daha Utara, Daha Selatan, Kalumpang, Telaga Langsat, Simpur dan Sungai Raya,” ujarnya, Senin (31/7).
Ia menyebutkan, pada Sabtu (29/7), pihaknya juga telah melakukan penanganan karhutla di Desa Badaun, Kecamatan Daha Barat, yang terjadi sekitar pukul 18.10 Wita, dan baru bisa dipadamkan sekitar satu jam atau pukul 19:15 Wita. Luasan lahan yang terbakar di Desa Badaun sendiri sekitar 1,5 hektar.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan (Kalsel), wilayah HSS pada Minggu (30/7), dilaporkan memiliki hotspot atau titik panas terbanyak dengan 73 titik panas.
Titik panas tersebut tersebar di empat kecamatan yang ada di Kabupaten HSS, yakni di Kecamatan Daha Barat, Daha Selatan, Daha Utara, dan Kalumpang. suf/ant