
BANJARMASIN – Tak memiliki akses jalan darat untuk menyeberang sungai, warga Simpang Sungai Jelai, Kelurahan Basirih Selatan, Banjarmasin Selatan terpaksa patungan untuk membeli lahan untuk akses jalan selebar satu meter.
Diungkapkan Mansyah, warga RT 27 RW 02, Simpang Sungai Jelai, Kelurahan Basirih Selatan bahwa sejak tahun 1997, kampung tersebut terpisah sungai dengan kawasan Basirih. Tidak memiliki akses jalan sehingga untuk kearah Banjarmasin ataupun pasar mengandalkan jukung.
“Kondisi itu sejak awal saya disini, namun jika mau ke Banjarmasin kami menyeberang dengan jukung,” ujarnya.
Setelah cukup lama dan kini sudah ada sekitar 25 Kepala Keluarga (KK), warga pun sepakat untuk membeli tanah agar bisa menyeberang dengan jalan darat.
“Kami pun patungan untuk membeli tanah selebar 1 x 18 meter, waktu itu hanya totalnya Rp20 jutaan yang dibayarkan dua kali secara cicil,” katanya.
Meski demikian, mereka pun berharap agar akses jalan itu dapat ditingkatkan. Apalagi setelah dibangunkan jembatan ulin maka keinginan untuk menikmati akses jalan mulus juga diharapkan.
“Kalau disini jika air pasang maka akan terendam hingga setinggi lutut, namun kami juga beringinan seperti jalan di kampung sebelah yang sudah permanen atau paling tidak disiring,” harapnya.
Diketahui bahwa kondisi jalan di kampung tersebut masih berupa tanah liat dan wargapun keurugnya agar lebih tinggi dengan tumpukan sabut kelapa dan tempurung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengatakan, bahwa saat ini pihaknya akan melaksanakan pembangunan badan jalan dulu di kawasan tersebut.
“Kita buat badan jalan dulu, nanti juga tetap akan berkoordinasi lagi dengan Dinas Perumahan dan Permukiman untuk membuatkan akses jalan di kawasan yang dimaksud yakni RT 27,” katanya. via/ani