
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menargetkan tingkat inflasi di dalam negeri turun ke kisaran 3,2 hingga 3,3 persen pada akhir 2023. “Target kita inflasi dalah 3,2-3,3 pesen, itulah yang akan kita capai sampai akhir tahun. Jadi, itulah target kita bersama di pemerintah pusat, semoga upaya dan sinergi kita, dapat kita lakukan bersama untuk kesejahteaan masyarakat,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimatan, Senin.
Doni mengatakan bahwa inflasi di dalam negeri turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pada Juni 2023, inflasi tahunan tercatat turun ke level 3,52 persen, dari 4 persen pada bulan sebelumnya. “Padahal BI memperkirakan inflasi baru mencapai 4 persen itu September, ternyata jauh lebih cepat dari itu,” jelasnya.
Dia menyampaikan melandainya inflasi Indonesa tersebut tidak hanya didorong oleh penurunan harga komoditas, namun juga oleh pasokan barang yang terjaga di dalam negeri.
Sebagai informasi, perkembangan inflasi pada Juni 2023 yang mencapai 0,14 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 3,52 ersen secara tahunan (year-on-year/yoy), terutama dipengaruhi oleh inflasi inti.
Inflasi inti pada Juni 2023 tercatat sebesar 0,12 persen mtm, selan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penambahan hari cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha. Komoditas utama penyumbang kenaikan inflasi inti yaitu komoditas kontrak dan sewa rumah.
Secara tahunan, inflasi inti Juni 2023 tercatat sebesar 2,58 persen yoy, lebihrendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66 persen yoy.
Selain itu, inflasi kelompok volatile food pada Juni 2023 tercatat sebesar 0,44 persen (mtm disumbang terutama oleh deflasi pada komoditas bawang merah dan minyak goreng didukung oleh pasokan yang trjaga.
Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 1,20 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen yoy.
Lebih lanjut, kelompok administered prices Juni 2023 mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen mtm, dipengaruhi terutama oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak nonsubsidi pada Juni 2023.
Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi tarif angkutan udara dan rokok kretek filter akibat peningkatan mobilitas saat libur HBKN IdulAdha dn transmisi kenaikan tarif cukai tembakau yang berlanjut.
Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 9,21 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulansebelumnya sebesar 9,52 persen yoy. bisn/mb06