
JAKARTA – Ketua DPP PKB Indah Dita Sari menyindir PAN yang meminta bantuan Gerindra menjembatani komunikasi dengan PKB soal Erick Thohir menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Ia pun meminta PAN menghormati Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Ia mengaku mendengar pernyataan yang disampaikan Wakil Ketua Umun PAN Yandri Susanto.
“Saya baca ada pernyataan begitu di media. Takjub sih saya. Ini PAN pendatang baru dalam Koalisi KIR (Kebangkitan Indonesia Raya). Lha, pendatang baru kok minta duduk di depan. Ibarat naik busway belakangan, ya cari tempat duduk di belakang lah. Saking herannya sampai saya susah ngomong,” ucapnya, Selasa (4/7).
Menurutnya, PAN yang merupakan partai pengusul Erick Thohir sebagai cawapres untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, harus sadar diri. Sebab, PKB mengusulkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai cawapres pendamping Prabowo lebih dahulu menjadi inisiator KKIR.
Ia menyarankan PAN semestinya bisa membantu koalisi sebelum bicara soal posisi cawapres. Ia mengibaratkan sebagai anak magang.
Dita menyebutkan, PAN bisa membantu koalisi dengan gagasan visioner sambil membangun ikatan terlebih dahulu dengan PKB dan Gerindra di KKIR.
“Cobalah PAN seperti anak magang di perusahaan dulu. Belajar sambil bekerja. Bantu koalisi dengan pemikiran-pemikiran kebangsaan yang visioner sambil menjalin chemistry dengan pendatang lama. Sebagai anak magang, PAN kan harus orientasi dulu. Jangan langsung mau mengalahkan karyawan tetap yang sudah senior. Ya kalau mau masuk silakan, tapi ya harus ada adabnya. PKB-Gerindra inisiator KKIR,” katanya.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto sebelumnya meminta agar Gerindra menjembatani komunikasi dengan PKB untuk menduetkan Erick Thohir dengan Prabowo Subianto. PAN mengaku belum ada berkomunikasi dengan PKB soal itu.
“Saya kira faktor Pak Prabowo sangat penting untuk menjembatani atau melakukan konsolidasi konkret dengan tiga partai ini,” ujarnya, Senin (3/7).
PKB dan Gerindra saat ini menjalin koalisi dengan membentuk KKIR. Sementara PAN saat ini masih terikat dengan Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Koalisi PAN ini diambang bubar jalan setelah salah satu anggota, yakni PPP memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung PDIP. ant/web